Rupiah Akan Dibuka Fluktuatif, Ditutup Menguat di Rentang Rp15.040 - Rp15.130 per Dolar AS

Reporter

Tempo.co

Kamis, 19 Januari 2023 07:43 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan rupiah akan dibuka berfluktuatif pada Kamis, 19 Januari 2023. Setelah di perdagangan kemarin, rupiah ditutup menguat 87 poin di level Rp15.077 per dolar AS.

Ia mengatakan kemungkinan rupiah akan ditutup menguat di rentang Rp15.040 - Rp15.130 per dolar AS hari ini.

Faktor internal yang mempengaruhi, kata dia, antara lain pelaku pasar mulai berekpektasi dalam rapat dewan gubernur Bank Indonesia pada hari ini, akan melonggarkan kebijakan moneter agresifnya dengan menahan suku bunga acuan pada level 5,5 persen di bulan ini sejalan dengan melandainya inflasi.

Baca Juga: Berita Terpopuler: Mulai Nilai Tukar Rupiah Melemah hingga Nasib Bank Perkreditan Rakyat

Selain itu sentimen positif dari data inflasi Amerika Serikat dan pertumbuhan ekonomi Cina mendorong arus dana asing atau inflow di pasar surat utang Asia, termasuk Indonesia. "Inflow di pasar Surat Berharga Negara (SBN) tanah air ini terjadi di tengah arus keluar di pasar saham," kata Ibrahim dalam keterangan yang diterima Tempo, Rabu sore, 18 Januari 2023.

Advertising
Advertising

Sementara itu, persepsi investor terhadap kondisi fundamental Indonesia yang masih positif. Pemerintah merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE). Salah satunya soal aturan beberapa lama devisa parkir di dalam negeri.

Faktor eksternal antara lain Bank of Japan (BoJ) mempertahankan suku bunga pada tingkat yang sangat rendah, dan mempertahankan rentang kendali kurva imbal hasil tidak berubah, membutakan ekspektasi pasar untuk pelebaran lebih lanjut dalam kebijakan tersebut.

Selain itu, kekhawatiran baru atas resesi global yang menjulang. Gita Gopinath, wakil direktur pelaksana Dana Moneter Internasional, memperingatkan bahwa 2023 akan menjadi tahun yang sulit bagi ekonomi global, dengan pemulihan hanya diharapkan menjelang akhir tahun dan memasuki 2024.

"Peringatannya mengikuti serangkaian survei yang menunjukkan bahwa para ekonom dan pemimpin bisnis mengalami kemunduran ekonomi dalam waktu dekat," kata Ibrahim.

Sentimen negatif biasanya menjadi pertanda buruk bagi mata uang Asia yang digerakkan oleh risiko, mengingat hal itu membatasi jumlah modal asing yang mengalir ke wilayah tersebut.

Fokus minggu ini juga tertuju pada serangkaian pembicara utama Federal Reserve AS, terutama pidato Wakil Ketua Lael Brainard pada hari Kamis. Sementara bank sentral secara luas diperkirakan memperlambat laju kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, pasar tidak yakin apakah itu akan cukup untuk mencegah perlambatan ekonomi.

Baca Juga: Terkini Bisnis: Bulog Bahas Tanggung Jawab Impor Beras dan Korelasi Rupiah dengan Suku Bunga BI

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

2 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

2 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

3 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

5 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

6 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

6 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

6 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya