Sri Mulyani Beberkan 4 Fokus Pemerintah Tahun Ini: Inflasi, Kemiskinan Ekstrem hingga Stunting

Rabu, 18 Januari 2023 21:29 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan empat hal yang menjadi fokus untuk ditangani pada tahun 2023 ini. Keempat hal itu adalah inflasi, kemiskinan ekstrem, investasi, hingga stunting.

Ia menjelaskan, laju inflasi harus diredam karena dapat mempengaruhi banyak hal. Kenaikan harga ini juga jadi diwanti-wanti oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi agar seluruh institusi pemerintah, tidak hanya Bank Indonesia (BI), untuk bergerak bersama mengendalikan inflasi.

Baca: Sri Mulyani Siapkan Rp 23 Trilun untuk IKN Tahun 2023, untuk Proyek Apa Saja?

“Saya berharap tentu Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dengan instrumen fiskalnya, kita punya anggaran ketahanan pangan, termasuk untuk pertanian, serta punya dana transfer ke daerah," kata Sri Mulyani seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Rabu, 18 Januari 2023.

Adapun pemerintah daerah dan pusat, kata dia, juga harus bersama-sama mengatasi inflasi. "Terutama dari sisi suplai dan distribusi."

Pertumbuhan ekonomi tinggi diiringi kesenjangan melebar

Advertising
Advertising

Agar bisa menurunkan atau menghilangkan kemiskinan ekstrem, kata Sri Mulyani, pemerintah memberikan perhatian dengan menggunakan instrumen fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pasalnya, negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi cukup tinggi seperti Indonesia, lazimnya dibarengi dengan kesenjangan yang juga melebar.

Berikutnya adalah fokus menangani investasi. Sri Mulyani menyebutkan, dengan tren perekonomian dunia yang melemah, maka iklim investasi yang berdampak pada penurunan biaya dan risiko investasi harus dibangun. Dengan begitu, meski suku bunga naik, investor tetap bisa percaya diri akan mendapatkan keuntungan dari investasi yang ditanamkan di Tanah Air.

Soal ini, kata bendahara negara ini, Kemenkeu bekerja sama dengan pemerintah daerah, kementerian, lembaga akan siap menggunakan instrumen untuk mendorong dan mengakselerasi investasi. Sebab, pada gilirannya, investasi akan memacu penciptaan kesempatan kerja dan menurunkan kesejahteraan rakyat.

Fokus terakhir adalah penanganan stunting. Sri Mulyani menyebutkan anak-anak balita yang kurang gizi nantinya dapat mengalami pertumbuhan yang tidak maksimal. Walaupun angka stunting sudah turun dari 33 persen ke 24 persen, namun pemerintah akan terus menekannya agar dapat jauh berkurang.

Selanjutnya: "Teman-teman di Kemenkeu harus berpikir..."

<!--more-->

"Teman-teman di Kemenkeu harus berpikir bagaimana instrumen fiskal dan peranan kita untuk bisa mendorong agar stunting menurun, terutama ekerja sama dengan seluruh pihak, kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah karena keberadaan Kemenkeu di seluruh Indonesia,” ucap Sri Mulyani.

Pada tahun 2022 lalu, kata Sri Mulyani, Indonesia dapat melalui berbagai tantangan dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan pemulihan ekonomi yang kuat, pandemi Covid-19 yang terkendali, dan kegiatan masyarakat yang sudah mulai pulih. Dengan begitu, berbagai prestasi itulah yang menjadi bekal RI memasuki tahun 2023 dengan optimisme.

Pemulihan ekonomi di tengah tantangan

Namun, ia juga menekankan bahwa pencapaian itu tak bisa lantas membuat Indonesia berpuas diri. Pasalnya, di tahun ini, Indonesia juga menyiapkan dan menata diri untuk menjaga Tanah Air dari berbagai tantangan baru.

Terlebih tahun 2023 ditandai dengan situasi tren perekonomian dunia melemah karena berbagai faktor. Sejumlah faktor yang dimaksud meliputi inflasi tinggi karena komoditas, kenaikan suku bunga acuan, serta berbagai konsekuensinya kepada pelemahan ekonomi.

Jokowi sebelumnya meminta para kepala daerah untuk lebih teliti lagi menghitung kenaikan-kenaikan harga. Sebab, perhitungan yang salah bisa menyebabkan inflasi.

"Jangan sampai kita keliru membuat kebijakan, sekecil apapun kebijakan itu harus berbasis pada data dan fakta-fakta di lapangan," kata Jokowi saat membuka acara Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda di SICC, Sentul, Selasa 17 Januari 2023.

Lebih jauh Jokowi mengatakan, saat ini kondisi ekonomi global sedang terguncang, dan inflasi merupakan momok semua negara dalam situasi saat ini. Untuk itu, Jokowi mengingatkan agar pemerintah daerah tidak turut menyumbang inflasi dengan menerapkan kebijakan tidak teliti.

"Patut kita syukuri inflasi kita terakhir di angka 5,5 persen. Coba dilihat di negara-negara lain bahkan sudah ada yang sampai ke 9,2 persen di Uni Eropa," kata Jokowi.

ANTARA | ADE RIDWAN

Baca juga: Sri Mulyani Masuk Daftar Forbes 50 Over 50: Asia 2023, Perempuan Sukses Berusia di Atas 50 Tahun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes karena Menolak Bayar Pajak Mahal, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

35 detik lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes karena Menolak Bayar Pajak Mahal, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes yang dia beli karena menolak membayar pajak mahal, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

1 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

12 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

12 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

14 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

15 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

15 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

15 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

16 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

16 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya