Kemenkeu Sebut Tingkat Kemiskinan Berhasil Ditahan, Rasio Ketimpangan Menurun
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Martha Warta Silaban
Selasa, 17 Januari 2023 06:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Tingkat kemiskinan September 2022 tercatat sebesar 9,57 persen atau sebanyak 26,36 juta orang berada di bawah garis kemiskinan. Angka tersebu naik tipis dari Maret 2022 (9,54 persen), tapi lebih rendah dibanding tingkat kemiskinan pada September 2021 (9,71 persen). Ambang batas garis kemiskinan pada September 2022 juga meningkat sebesar 5,95 persen menjadi Rp 535.547 dari sebelumnya Rp 505.468 pada Maret 2022.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menjelaskan secara spasial, tingkat kemiskinan per September 2022 naik tipis baik di perkotaan maupun di perdesaan. Tingkat kemiskinan di perkotaan naik menjadi sebesar 7,53 persen (Maret 2022: 7,5 persen). Persentase penduduk miskin di perdesaan juga mengalami kenaikan menjadi 12,36 persen (Maret 2022: 12,29 persen).
Baca Juga: Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Capai 26,36 Juta Orang, Ini Lima Fakta Baru
“Kenaikan tipis angka kemiskinan pada September 2022 terkait erat dengan kenaikan inflasi bahan pangan, pada periode Juni, Juli, Agustus, dan September, yang sempat mencapai puncaknya di 11,5 persen pada Juli 2022. Keputusan Pemerintah menaikkan subsidi energi menjadi Rp 551 triliun menjadi faktor utama menjaga angka kemiskinan. Selain juga gerak cepat menurunkan inflasi pangan,” ujar Febrio lewat keterangan tertulis pada Selasa, 16 Januari 2022.
Menurut dia di tahun 2022, perekonomian Indonesia dihadapkan pada tekanan inflasi yang bersumber dari peningkatan harga komoditas global, khususnya energi dan pangan, akibat perang di Ukraina. Namun dibandingkan dengan banyak negara lainnya, seperti di Amerika Serikat dan negara di Eropa yang mencatatkan rekor tertinggi dalam empat dekade terakhir, kenaikan inflasi di Indonesia jauh lebih moderat.
"Hal ini terutama karena peran krusial APBN sebagai peredam gejolak (shock absorber) inflasi global melalui mekanisme subsidi energi dan alokasi belanja stabilisasi harga pangan," kata dia.
Sementara itu, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia (Rasio Gini) pada September 2022 tercatat sebesar 0,381, menurun 0,003 poin dari Maret 2022 (0,384). Penurunan Rasio Gini dipengaruhi oleh penurunan ketimpangan di perkotaan dan perdesaan, yang masing-masing menurun tipis 0,001 dari posisi Maret 2022.
“Upaya Pemerintah untuk mendorong inklusivitas pertumbuhan ekonomi terlihat dari penurunan ketimpangan baik di perkotaan maupun perdesaan. Bahkan, ketimpangan di perdesaan juga terus menunjukkan perbaikan dibandingkan level prapandemi,” ucap Febrio.
Dengan inflasi bahan pangan (volatile food) yang menunjukkan tren penurunan signifikan dari September 2022 (9,0 persen, yoy) hingga Desember 2022 (5,6 persen, yoy), ke depan tingkat kemiskinan juga diperkirakan dapat kembali menurun. Hal itu didukung pula dengan perbaikan kondisi ketenagakerjaan, di mana Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2022 meningkat mencapai 68,63 persen, hal ini akan mendorong perbaikan pendapatan masyarakat.
"Ke depan, pemerintah perlu menjaga momentum penurunan inflasi dan mengakselerasi realisasi belanja pada Triwulan 1 2023 untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan,” tutur Febrio.
Baca Juga: Angka Pengangguran dan Kemiskinan Belum Turun Meski Ekonomi Tumbuh, Kenapa?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini