Keuntungan Investasi Emas Dibanding Saham saat Hadapi Resesi

Rabu, 4 Januari 2023 13:51 WIB

Emas batangan 99% di toko emas Jalan Ahmad Yani, Bandung, Rabu (10/6). Emas batangan harganya kini di kisaran Rp 310.000/gram dan menjadi pilihan investasi yang aman. Foto: TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, banyak desas-desus akan terjadi resesi global pada 2023. Ketidakpastian ekonomi yang dihadapi dunia dapat memberikan efek domino terhadap berbagai sektor termasuk kehidupan sehari-hari.

Resesi merupakan penurunan produk domestik bruto (PDB) selama dua kuartal berturut-turut. Saat ekonomi tidak stabil akibat resesi, orang bisa menyelamatkan uangnya dengan berbagai cara. Investasi emas salah satunya.

Dikutip dari publikasi Gold Prices During and After the Great Recession oleh US Bureau of Labor Statistic, sejak 1970-an, emas telah digunakan sebagai investasi untuk melindungi nilai terhadap ketidakstabilan ekonomi, seperti resesi.

Baca : Tabungan Emas Bisa Jadi Solusi Hadapi Resesi

Dilansir dari laman Forbes, nilai emas dan resesi sebenarnya memiliki hubungan yang terbalik. Saat ekonomi melemah, harga emas biasanya naik karena investor berlomba-lomba menyimpan seluruh asetnya berupa emas. Selama tiga resesi terakhir, 2020, 2007 dan 2001, harga emas cenderung naik.

Advertising
Advertising

Mengutip laman Times Of India, emas diketahui menunjukkan tren yang stabil dan bahkan naik selama resesi dibandingkan dengan aset-aset lainnya yang beresiko, seperti saham, reksadana, obligasi, dan surat berharga.

Berikut beberapa keuntungan membeli emas saat terjadi resesi, antara lain:

1. Diversifikasi portofolio

Emas adalah aset yang mudah dan nyaman untuk mendiversifikasikan dalam portofolio yang berbeda-beda untuk investasi.

2. Tidak berhubungan dengan saham

Emas memiliki korelasi negatif dengan saham, yang artinya ketika pasar saham mengalami penurunan, nilai emas akan semakin naik. Selama resesi dari 9 Oktober 2007 hingga 9 Maret 2009, pasar saham anjlok 56,8 persen. Sebaliknya, harga emas melonjak 25,5 persen selama periode yang sama.

3. Komoditas likuid

Emas merupakan komoditas likuid yang dapat diubah menjadi uang tunai di sebagian besar negara, tidak seperti nilai investasi lain yang berfluktuasi seperti saham atau obligasi. Ketika pasar saham sedang lesu, emas masih merupakan aset yang mudah untuk diuangkan.

Namun, seseorang tidak boleh berasumsi bahwa harga emas akan selalu naik selama resesi. Contohnya, selama resesi tahun 1980, nilai emas turun 5 persen. Dapat disimpulkan bahwa mempertimbangkan keseluruhan gambaran ekonomi saat resesi merupakan kewajiban sebelum memutuskan untuk membeli emas.

MUHAMMAD SYAIFULLOH

Baca : Menghadapi Resesi, Terapkan Frugal Living Bisa Jadi Solusi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

12 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

2 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Harga Emas Antam Melonjak jadi Rp 1.327.000 per Gram

3 hari lalu

Hari Ini Harga Emas Antam Melonjak jadi Rp 1.327.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik Rp 17.000 menjadi Rp 1.327.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,2 triliun pada Kuartal I 2024

4 hari lalu

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,2 triliun pada Kuartal I 2024

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (IDX: BNGA) mencatat perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp 2,2 triliun pada kuartal I tahun ini.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 15.000 per Gram

4 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 15.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini turun sebesar Rp 15 ribu ke level Rp 1.310.000.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Bertahan di Level Rp 1.325.000 per Gram

5 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Bertahan di Level Rp 1.325.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini stagnan dengan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Harga Emas Antam Turun Seribu jadi Rp 1.325.000 per Gram

6 hari lalu

Hari Ini Harga Emas Antam Turun Seribu jadi Rp 1.325.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini turun seribu menjadi Rp 1.325.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

7 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya