Pekerja Meninggal di Proyek Kereta Cepat, MTI: Tak Lepas dari Kejar Tayang
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 19 Desember 2022 14:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menilai kereta kerja milik proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang anjlok itu tak lepas dari masalah kejar tayang yang sudah ditargetkan. Sepur kilat itu ditargetkan beroperasi pada Juni 2023.
“Seharusnya kalau ngomongin safety itu tidak hanya dalam operasional, tapi safety ketika konstruksi, ketika pra operasi termasuk uji coba,” ujar dia melalui sambugan telepon pada Senin, 19 Desember 2022.
Baca juga: Kereta Kerja Milik Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diduga Anjlok, KCIC Investigasi
Menurut Aditya, kejadian kecelakaan dalam konstruksi dalam proyek yang digarap PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, kata dia, ada kecelakaan pipa gas PT Pertamina (Persero) yang terbakar, lalu banjing di tol, bahkan sempat ada pilar yang diambrukan dan menimpa eskavator. “Karena ada penyimpangan.”
Dari beberapa kejadian tersebut, Aditya melanjutkan, seharusnya penyelenggara proyek mengambil kesimpulan agar proyek tersebut bisa dikerjakan secara prudent dan sifatnya tidak kejar tayang. Dia juga mempertanyakan apa urgensinya kereta cepat itu harus beroperasi Juni 2023, sampai mengorbankan keamanan atau safety.
“Ini nyawanya dua meninggal kalau saya enggak salah ya. Apa lagi ada korban jiwa, jadi saya pikir ayolah kita evaluasi lagi,” kata Aditya.
Selanjutnya: target Juni 2023 itu realistis atau target yang dipaksakan ...
<!--more-->
Dia menyarankan agar KCIC memetakan kembali apakah target Juni 2023 itu realistis atau target yang dipaksakan. Aditya mengatakan, hal itu sama saja dengan bayi yang baru lahir dipaksakan untuk berlari. “Kan ada anologi seperti ini. Maksud saya ini bayinya saja belum muncul tapi sudah dipaksa,” ucap Aditya.
Kementerian Perhubungan menyampaikan duka cita atas seluruh pekerja yang sedang bertugas dan menjadi korban dari insiden yang melibatkan kereta kerja yang anjlok milik proyek KCJB.
“Sampai dengan pernyataan ini dibuat, dilaporkan bahwa terdapat 6 korban yang mencakup 2 korban jiwa, 2 korban luka berat, dan 2 korban luka ringan,” ujar Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati lewat keterangan tertulis pada Senin, 19 Desember 2022.
Insiden itu terjadi di daerah Cempaka Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, pada Ahad, 18 Desember 2022. Lokasi insiden merupakan lokasi Track Laying KCJB pada ruas jalur DK 102+309.
Saat ini, kata Adita, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) telah mengerahkan personil untuk mengidentifikasi insiden tersebut. “Sarana ini merupakan sarana yang dimiliki PT KCIC dan digunakan untuk pembangunan jalur rel dan bukan sarana/kereta yang akan digunakan untuk mengangkut penumpang,” tutur Adita.
Murut dia, proses evakuasi tengah dilakukan oleh PT KCIC dan mitra kontraktor sejak kemarin malam dan berlanjut pada pagi ini. “Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kegiatan pembangunan akan dihentikan sementara untuk dilakukan proses investigasi lebih lanjut,” ucap dia.
Setelah identifikasi dan investigasi selesai dilakukan, akan dilaporkan temuan dan hasil rekomendasi yang bisa dijadikan acuan untuk meningkatkan aspek keselamatan pada proyek pembangunan perkeretaapian. “DJKA akan memastikan bahwa insiden ini akan dijadikan pelajaran penting untuk mencegah berulangnya insiden serupa,” kata Adita.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini