Indef: Inflasi Juga Disebabkan Produksi Turun Akibat Curah Hujan Ekstrem

Sabtu, 17 Desember 2022 08:36 WIB

Petani memanen padi yang terendam banjir di Desa Nusadadi, Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat, 18 Maret 2022. Ratusan hektar padi siap panen rusak terendam banjir yang kembali menggenangi rumah warga dan area persawahan, akibat hujan deras pada Jumat (18/3) dini hari. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Center Makro Ekonomi dan Keuangan Indef M. Rizal Taufiqurahman mengatakan bahwa curah hujan ekstrem telah mempengaruhi produksi sektor pertanian yang akhirnya memicu kenaikan harga atau inflasi sejumlah bahan pangan.

Rizal lalu mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) soal kenaikan harga komoditas cabai dan bawang merah serta ikan. Akibatnya, inflasi harga bergejolak hingga 11,47 persen sedangkan inflasi inti hanya sebesar 2,86 persen.

Baca: Harga Pangan Melonjak Jelang Natal dan Tahun Baru di Jakarta, Cabai Rp 50 Ribu

"Jadi inflasi ini tentu dorongannya bukan hanya dari konsumsi tapi produksi juga karena dipengaruhi oleh curah hujan,” tutur Rizal dalam Diskusi Publik: Outlook Sektor Pertanian 2023 yang digelar online via YouTube Indef, Jumat, 16 Desember 2022.

Oleh karena itu, menurut dia, diperlukan bantuan benih yang bermutu hortikultura seperti cabai rawit, cabai besar, dan bawang merah agar bisa mendongkrak produksi. Hal ini harus dipenuhi segera karena dalam menghadapi krisis pangan global, produksi sektor pertanian khususnya pangan termasuk holtikultura ini menjadi sangat penting dan harus diperkuat tahun depan.

Advertising
Advertising

Lebih jauh, Rizal menyatakan keyakinannnya bahwa tren produksi di sektor pertanian akan terus naik. Hal ini didasarkan oleh hasil penelitian Indef dengan menggunakan data survei ongkos usaha hortikultura pada tahun 2018 yang menunjukkan bahwa program bantuan benih bermutu pemerintah berpengaruh positif terhadap produksi.

"Ketika produksi naik, maka harus diserap oleh pemerintah. Perlu adanya peningkatan rekayasa genetik dan inovasi untuk benih atau bibit komoditas pertanian yang tahan dan adaptif terhadap perubahan cuaca untuk meningkatkan produksi, serta pemerintah sebaiknya merevitalisasi kebijakan bantuan benih bermutu agar kualitas dan kuantitasnya ditingkatkan," ucap Rizal.

Di kesempatan yang sama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengimbau kepada masyarakat Indonesia untuk membiasakan menanam apa yang bisa ditumbuhkembangkan di lahan pekarangan rumah, misalnya bahan kebutuhan pangan.

"Kebiasaan menanam di lahan pekarangan perlu didorong terutama di Pulau Jawa minimal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk mengurangi distorsi inflasi," ujar Syahrul.

NABILA NURSHAFIRA

Baca juga: Neraca Perdagangan November 2022 Surplus, BPS: 31 Bulan Berturut-turut

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

11 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

15 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

15 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

16 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

21 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

3 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

3 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya