Tahun Depan, Bulog Masih Impor Beras 300 Ribu Ton
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 16 Desember 2022 17:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan importasi beras akan terus berlangsung hingga pertengahan Februari 2023. Pasalnya, pemerintah baru dapat merealisasi impor beras sebanyak 200 ribu ton dari target 500 ribu ton akhir tahun ini.
"Nanti mendatangkan tahap keduanya yang 300 ribu ton itu. Saya perkirakan dan saya haruskan pertengahan Februari semuanya sudah masuk," ucap Buwas saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Jumat, 16 Desember 2022.
Buwas mengatakan impor beras harus sudah selesai pada pertengahan Februari. Pasalnya, diperkirakan akan terjadi panen raya pada Februari hingga Maret 2023. Saat masa panen datang, Bulog berjanji akan kembali menyerap pasokan beras dalam negeri. Ia pun menyatakan tak ingin impor beras mengganggu harga beras para petani dalam negeri.
Untuk memastikan tak ada penyelewengan atau penimbunan beras impor ini, seluruh proses akan diawasi oleh Satgas Pangan, BPKP, hingga KPK. Buwas menekankan stok beras impor tersebut hanya dipergunakan ketika terjadi situasi penting.
Di antaranya penanggulangan bencana, intervensi harga jika diperlukan dan beberapa kegiatan pemerintah lainnya.
Buwas juga kembali menekankan impor sebetulnya adalah opsi terakhir ketika stok dan harga beras dalam negeri tak mencukupi kebutuhan cadangan pemerintah.
Selanjutnya: saat ini CBP yang tersedia di gudang Bulog hanya berkisar ...
<!--more-->
Adapun saat ini CBP yang tersedia di gudang Bulog hanya berkisar 300 ribu ton. Sementara batas aman CBP adalah 1,2 juta ton.
Langkah impor disepakati oleh pemerintah setelah melakukan dua kali rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Keputusan impor mengalami perjalanan panjang lantaran antar kementerian dan lembaga tak satu suara. Kementerian Pertanian (Kementan) sempat kukuh bahwa hasil produksi dalam negeri masih sangat mencukupi kebutuhan domestik.
Namun, Buwas menjelaskan kini semua kementerian dan lembaga sudah satu suara, bahwa stok domestik tidak mampu memenuhi batas aman CBP, yakni 1,2 juta ton. Importasi pun dinilai belum mampu memenuhi standar tersebut lantaran banyak negara penghasil beras yang memperketat keran ekspornya. Hal itu disebabkan masih memanasnya situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
"Faktanya temen-temen sudah tahu di lapangan enggak ada (stok beras). Kalau ditanyakan Satgas Pangan juga tahu sendiri semuanya. Bahkan dari Komisi IV kemarin juga ke daerah banten ngecek sendiri apakah ada penumpukan beras yang berlebihan di penggilingan2, dicek juga enggak ada," tuturnya.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini