BKPM: Upaya Menurunkan Emisi Karbon Butuh Investasi

Minggu, 11 Desember 2022 20:21 WIB

Mangrove atau hutan bakau sebagai penyerap emisi karbondioksida di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan Kota Tarakan, Kalimantan Utara. TEMPO/MARTHA WARTA SILABAN

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melihat ada peluang investasi masuk untuk proyek penurunan emisi karbon. Investasi ini akan mendukung Indonesia mencapai target dekarbonisasi hingga 29 persen pada 2030 dengan usaha sendiri atau 41 persen dengan bantuan negara lain.

“Jadi jangan melihat menciptakan emisi rendah sebagai kewajiban memberatkan. Kementerian Investasi harus melihat ada peluang karena turunkan emisi karbon butuh proyek,” ujar Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investai/BKPM Nurul Ichwan dalam acara “Forum Investasi” Penguatan Strategi Promosi Investasi Daerah” yang disiarkan secara virtual pada Ahad, 11 Desember 2022.

Salah satu peluang investasi masuk untuk net zero emission (NZE), menurut Nurul, adalah untuk proyek aset karbon. Investasi ini juga didukung gerakan penanaman mangrove, rebosiasi, hingga menjaga lahan gambut agar tidak sampai kering.

“Itu ada apresiasinya. Bisa dinilai berapa karbon yang bisa diserap atau ditahan yang nantinya bisa disertifikasi lembaga sertifikasi (aset karbon) di dunia,” kata Nurul.

Bicara soal manfaat bagi invetasi, Nurul melanjutkan, aset karbon tersebut bisa dijual kepada perusahaan yang menghasilkan emisi karbon. Dia mengumpamakan ada perusahaan A yang berbisnis dan mencemarkan dunia dengan kontribusi emisi karbon hingga 100 ton ke atmosfer. Untuk mengklaim kontribusinya tidak sampai 100 ton, perusahaan A membutukan pengurangan 50 ton.

Advertising
Advertising

Baca juga: Airlangga Sebut Investasi Hulu Migas Harus Tetap Berjalan di Tengah Transisi Energi

“Cara menguranginya dengan membeli sertifikasi 50 ton dari hutan mangrove, rebosisasi, ataupun tanah gambut yang kita jaga,” ujar Nurul.

“Jadi, itu beli. Bukan gratis. Artinya, dalam rangka mengurangi 50 ton emisi karbon, mereka beli ke Indonesia kalau kita punya proyek-proyek tersertifikasi tersebut,” ucapnya

Adapun ihwal perdagangan aset karbon, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya mengatakan bakal memulai pengembangan sistem perdagangan karbon pada 2023. Tujuannya untuk mengimbangi tren perkembangan penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG) serta keuangan berkelanjutan di tingkat bursa global.

“Oleh karena itu inisiatif selanjutnya dari rencana BEI yang pertama adalah mendukung pengembangan sistem perdagangan karbon yang akan dimulai pada 2023,” kata Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna, 2 November.

Selain itu, Nyoman melanjutkan, untuk memperkuat penerapan prinsip ESG itu, pihaknya akan menempatkan seluruh informasi mengenai skor ESG atau ESG Scoring perusahaan-perusahaan yang melantai di BEI dalam website IDX. Sehingga, mudah diakses.

“BEI juga berencana untuk memasang informasi tentang penilaian ESG di website dan semoga website ini dapat diakses mulai tahun ini,” kata Nyoman.

Khusus yang berkaitan dengan perdagangan karbon, PT Pertamina (Persero) telah menggandeng BEI untuk merealisasikannya. Langkah ini sekaligus mendukung program dekarbonisasi dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) Indonesia 2060.

Kerja sama ini dikukuhkan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha Pertamina Atep Salyadi Dariah Saputra dan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Iman Rachman di Bali, 18 Oktober 2022.

Baca juga: Percepat Transisi Energi, Erick Thohir Singgung Transformasi PLN

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

1 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

1 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

1 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

2 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

2 hari lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

3 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

3 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

3 hari lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

4 hari lalu

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

Presiden Jokowi meyakini OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi Indonesia terutama supaya tidak terjebak dalam middle income trap

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

4 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya