RI Sulit Impor Minyak Rusia, Energy Watch: Ada Ancaman dari Amerika dan Sekutunya

Selasa, 6 Desember 2022 07:58 WIB

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton

TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara G7 resmi memberlakukan price cap atau batasan harga untuk minyak Rusia pada Senin, 5 Desember 2022. Kebijakan tersebut diambil untuk membatasi kemampuan Moskow membiayai perangnya di Ukraina.

Direktur Ekekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai pembatasan harga ini sejatinya tak menutup kesempatan Indonesia mengimpor minyak Rusia. Namun, dari sisi posisi, Indonesia sulit merealisasikan impor tersebut.

“Saya kira agak sulit kita membeli minyak dari Rusia karena ancaman dari negara Uni Eropa dan AS, serta sekutunya bagi negara yang membeli minyak dari Rusia,” ujar Mamit kepada Tempo, Selasa, 6 Desember 2022.

Baca juga: G7 Sepakat Batasi Harga Minyak Mentah Rusia USD 60 per Barel

Jika Indonesia mengimpor minyak dari Rusia, Mamit mengatakan ada risiko neraca perdagangan dengan negara Barat dan sekutunya terimbas. Walhasil, ekspor dan impor yang terganggu akan mempengaruhi industri dalam negeri sampai berdampak ke perekonomian nasional.

Advertising
Advertising

Batasan harga diputuskan oleh G7, Uni Eropa, dan Australia. Kebijakan Barat memaksa minyak Rusia dikirim ke negara-negara pihak ketiga menggunakan kapal tanker G7 dan Uni Eropa atau perusahaan asuransi dan lembaga kredit, hanya jika kargo dibeli pada atau di bawah batas harga.

Adapun batasan harga G7 untuk minyak Rusia ditetapkan pada Jumat, 2 Desember 2022, sebesar USD$ 60 per barel (Rp 923 ribu), tidak jauh di bawah level USD$ 67. Negara-negara anggota Uni Eropa dan G7 berharap Rusia masih memiliki insentif untuk terus menjual minyak dengan harga itu, sambil menerima keuntungan yang lebih kecil.

Tingkat batas harga akan ditinjau oleh Uni Eropa dan G7 setiap dua bulan dengan evaluasi pertama seperti itu pada pertengahan Januari 2023. "Evaluasi itu harus memperhitungkan efektivitas tindakan, implementasinya, kepatuhan internasional dan penyelarasan, dampak potensial pada anggota koalisi dan mitra, serta perkembangan pasar," kata Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan.

DANIEL AHMAD | REUTERS

Baca Juga: Uni Emirat Arab Dukung Keputusan Saudi di OPEC+

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

15 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Pertamina Merilis Competency Development Program

1 hari lalu

Pertamina Merilis Competency Development Program

Pertamina merilis Competency Development Program sebagai bagian dari Pertamina Investment Excellent untuk menjawab kebutuhan serta tantangan bisnis ke depan, khususnya terkait pengelolaan dan eksekusi investasi.

Baca Selengkapnya

Kapal Pertamina Transko Moroko Resmi Beroperasi di Perairan Internasional

1 hari lalu

Kapal Pertamina Transko Moroko Resmi Beroperasi di Perairan Internasional

PT Pertamina Trans Kontinental memulai operasional kapal Transko Moloko miliknya di perairan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Pertamina Berikan Kado Terbaik untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia

2 hari lalu

Pertamina Berikan Kado Terbaik untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia

PT Pertamina (Persero) memberikan kado istimewa bagi kebangkitan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

2 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan Kasus Eks Dirut Pertamina, Ketahui Pula Soal Saksi Memberatkan Berdasar KUHAP

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ketahui pula soal saksi memberatkan dar KUHAP?

Baca Selengkapnya

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

2 hari lalu

3 Poin Kesaksian Jusuf Kalla Saat Jadi Saksi Meringankan Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla atau JK menjadi saksi meringankan dalam sidang eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Ini tiga poin pembelaannya.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

2 hari lalu

Jusuf Kalla Jadi Saksi Meringankan dalam Kasus Eks Dirut Pertamina, Begini Aturan Hukumnya

Jusuf Kalla alias JK menjadi saksi meringankan dalam sidang kasus dugaan korupsi terdakwa Eks Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

3 hari lalu

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan direktorat baru, yaitu direktorat manajemen risiko di seluruh subholding.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

3 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya