Ingatkan Dampak Serius Gejolak Harga Beras, Ekonom: Opsi Impor Juga Terlambat

Minggu, 4 Desember 2022 21:24 WIB

Calon pembeli mengecek kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa 4 Oktober 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada September sebesar 1,17 persen (month-to-month/mtm), tertinggi sejak Desember 2014 dengan komoditas utama penyumbang inflasi tersebut adalah harga b ahan bakar minyak (BBM), beras dan angkutan dalam kota. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan pemerintah perlu mewaspadai gejolak harga beras. Ia memaparkan, berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan, terpantau harga beras rata-rata nasional alami kenaikan dari Rp11.950 per september menjadi Rp12.300 per kg di akhir november.

“Kalau harga beras terus naik, efeknya langsung terasa ke inflasi. Sementara untuk opsi impor beras juga sudah terlambat, karena harga impor di negara asal juga naik,” ujar Bhima ketika dihubungi Tempo pada Minggu, 4 Desember 2022.

Baca: Harga Telur Masih Melambung, Bapanas Benahi Tata Kelola Jagung Pakan Ternak

Selain beras, ia menjelaskan terdapat kenaikan harga daging ayam dan telur ayam. Kenaikan harga dua komoditas tersebut, kata Bhima, biasanya terpengaruh faktor seasonal atau musiman jelang libur natal dan tahun baru. “Yang perlu diperhatikan soal telur dan ayam adalah harga pakan ternak,” ucapnya.

Sementara itu, Bhima menyebut harga cabai masih terpantau stabil. Namun, risiko cuaca musim hujan bisa berpengaruh ke harga cabai dan bawang merah.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, ia mengatakan pada Desember 2021, imbas harga minyak goreng sudah terasa ke inflasi tahunan. Daging ayam dan cabai rawit juga menjadi pendorong inflasi dari sisi pangan.

“Tahun ini, minyak goreng stabil karena harga bahan baku CPO turun, tapi ada faktor biaya pupuk, selisih kurs rupiah, naiknya sisi permintaan karena mobilitas longgar, dan efek harga BBM yang naik masih dirasakan ke sektor pengangkutan pangan,” jelasnya. Sehingga inflasi akhir tahun 2022 jauh lebih tinggi dari 2021.

Bhima menyebut pemerintah harus perhatikan kesediaan dan stabilitas harga beras maupun gabah di tingkat petani. “Bulog harus all out, cadangan beras jangan diremehkan. Kemudian BI bisa lakukan stabilisasi nilai tukar rupiah agar tidak timbulkan imported inflation,” tutur dia.

Ia mengatakan Pemerintah Daerah (Pemda) harus rajin melakukan pengecekan, kalau pupuk bersubsidi kurang langsung melapor ke pusat. Menurut Bhima, kuncinya adalah ketersediaan pupuk dengan harga terjangkau dan rantai distribusi harus terus dipangkas.


DEFARA DHANYA PARAMITHA

Baca: Bapanas Sosialisasikan Nasi Goreng Sorgum di GBK

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

4 jam lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

6 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

8 jam lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

9 jam lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

9 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

10 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

15 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

3 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya