Terpopuler Bisnis: OJK Perpanjang Restrukturisasi Kredit hingga 2024, UMP Jabar Naik 7,88 Persen
Reporter
Tempo.co
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 29 November 2022 06:00 WIB
4. Pemerintah Bakal Bagi-bagi 680 Ribu Rice Cooker, Kementerian ESDM Akui Ada Pro Kontra
Kementerian Energi dan Sumber Daya Nasional (ESDM) mengakui ada pro kontra yang muncul seiring dengan rencana pemerintah membagikan 680 ribu penanak nasi listrik alias rice cooker. Program yang diklaim bisa menghemat subsidi Rp 52,22 miliar itu, menurut Kementerian ESDM, bisa mendorong penggunaan energi bersih.
"Tentunya dari program bantuan penanak nasi listrik ini ada plus minusnya. Ada karena kapasitasnya kecil sekali sehingga memasak bisa lebih dari sekali," ujar Sub Koordinator Perhubungan Komersial Tenaga Listrik Direktorat Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Edi Pratikno dalam diskusi publik secara virtual pada Jumat, 25 November 2022.
Kementerian ESDM menargetkan keluarga penerima manfaat (KPM) yang memperoleh bantuan penanak nasi adalah kelompok rumah tangga dengan daya listrik 450 VA dan 900 VA. Ia menjelaskan, ada dua jenis penanak nasi listrik yang akan dibagikan pada KPM, yaitu penanak nasi listrik berdaya listrik 200 watt dan 300 watt. Sehingga, besaran daya listrik tiap rumah tangga akan sangat berpengaruh.
Simak lebih jauh tentang rice cooker di sini.
5. Luhut Tegaskan Proyek Smelter Nikel Terbesar Dunia di Pomalaa Harus Berjalan Meski RI Kalah di WTO
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa proyek pengolahan dan pemurnian atau smelter nikel oleh PT Vale Indonesia Tbk di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara harus berjalan.
"Karena proyek ini membangun satu ekosistem, bukan membangun satu proyek. Kita ingin membangun satu ekosistem untuk satu litium baterai yang nanti bisa lari ke mobil listrik, bisa lari ke mana-mana,” ujar Luhut saat meresmikan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel di Pomala, Ahad, 27 November 2022.
Luhut menyatakan, pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) tersebut akan menjadi yang terbesar produksinya di dunia. “HPAL yang terbesar di dunia itu ada di Indonesia dan orang nggak bisa bikin baterai kalau nggak ada HPAL ini. Jadi HPAL ini menjadikan satu ekosistem yang sangat penting buat kita,” katanya.
Simak lebih jauh tentang WTO di sini.