Siti Nurbaya Sebut Migas Punya Peran Penting untuk Ketersediaan Energi RI

Kamis, 24 November 2022 15:41 WIB

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar (kanan) berfoto dengan Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Singapura Grace Fu Hai Yien (kiri) saat kegiatan G20 Joint Environment and Climate Ministerial Meeting (JECMM)di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu 31 Agustus 2022. Pertemuan para menteri bidang iklim dan lingkungan negara-negara G20 itu diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan bersama untuk melakukan aksi penyelamatan bumi. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

TEMPO.CO, Bali-Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menjelaskan bahwa industri minyak dan gas atau migas di Indonesia memiliki peran yang penting dalam memastikan ketersediaan energi. Menurut dia permintaan energi khususnya di sektor migas cukup tinggi.

“Migas punya peran penting dalam memastikan ketersediaan energi. Itu banyak diserap sektor transportasi dan industri,” ujar dia melalui keterangan video di acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali pada Kamis, 24 November 2022.

Namun, dia meminta agar perusahaan migas menerapkan dekarbonisasi guna mendukung upaya mewujudkan emisi nol karbon pada 2060 atau lebih cepat. Menurut Siti, migas merupakan sektor yang intensif memiliki karbon tinggi.

“Migas juga berada dalam tekanan yang tinggi dan tidak terhindarkan untuk merespons dengan tepat transisi menuju dekarbonisasi," ucap dia.

Menteri LHK pun menyambut baik perusahaan migas yang berkomitmen menerapkan dekarbonisasi hingga 2050 untuk merespons tantangan emisi nol karbon. Dia menuturkan beberapa upaya dalam menerapkan dekarbonisasi di antaranya dengan Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) atau sistem penangkapan karbon (CO2) untuk menekan emisi karbon di sektor migas.

Advertising
Advertising

Secara total, Siti berujar, emisi gas rumah kaca di Indonesia pada 2020 mencapai 1,05 giga ton CO2. Dari jumlah tersebut sekitar 584 juta ton CO2 atau sekitar 55,62 persen berasal dari sektor energi. Lebih rinci, sektor migas berkontribusi 164,7 juta ton CO2 atau 15,69 persen dari kilang minyak, serta transportasi sekitar 12,8 persen.

Mengutip Data Badan Energi Internasional (IEA), Siti memperkirakan melalui kebijakan emisi nol karbon, permintaan minyak secara global menurun hingga 75 juga barel per hari pada 2030. “Salah satu pemicunya, penjualan kendaraan listrik yang melonjak hingga 60 persen pada 2030,” tutur Siti.

Selanjutnya: Dunia Semakin Bertransformasi Menuju Energi Bersih

Berita terkait

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

5 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

9 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

10 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

10 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Tony Blair Temui Jokowi, Bahas Rencana Investasi Energi di IKN

14 hari lalu

Tony Blair Temui Jokowi, Bahas Rencana Investasi Energi di IKN

Jokowi dan Tony Blair mengadakan pertemuan di Istana Kepresidenan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kalimantan Timur Jadi Penerima Pertama Dana Karbon FCPF di Asia Pasifik

35 hari lalu

Kalimantan Timur Jadi Penerima Pertama Dana Karbon FCPF di Asia Pasifik

Kalimantan Timur menjadi penerima dana karbon pertama Forest Carbon Partnership Facility di Asia Pasifik.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

35 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya

Pertamina Terjunkan 326 Kapal, Kawal Distribusi Energi selama Ramadan dan Idul Fitri

37 hari lalu

Pertamina Terjunkan 326 Kapal, Kawal Distribusi Energi selama Ramadan dan Idul Fitri

Pertamina membentuk satgas pengawalan energi.

Baca Selengkapnya

8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

38 hari lalu

8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

Berikut deretan hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli kulkas.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Jawa Timur Mulai Menghitung Stok Karbon di Kawasan Konservasinya

39 hari lalu

BBKSDA Jawa Timur Mulai Menghitung Stok Karbon di Kawasan Konservasinya

BBKSDA Jawa Timur menargetkan tahun ini bisa mengeluarkan stok karbon dari kawasan konservasinya.

Baca Selengkapnya