Pemerintah Diminta Segera Tangani Korban PHK di Startup Digital untuk Cegah Hysteresis

Selasa, 22 November 2022 05:41 WIB

Ilustrasi PHK. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyarankan agar pemerintah segera menciptakan lapangan kerja baru untuk para korban pemutusan hubungan kerja (PHK), khususnya dari perusahaan teknologi digital. Ia menilai tenaga kerja di bidang startup digital tak boleh menganggur terlalu lama.

"Hal ini untuk menghindari hysteresis atau pelemahan keahlian. Karena korban PHK digital yang notabene adalah high-skilled worker (keahlian tinggi)," ujar Bhima, Senin, 21 November 2022.

Baca: Kerugian GoTo Melambung 76 Persen jadi Rp 20,32 Triliun per Kuartal III 2022

Terlebih Indonesia diperkirakan masih kekurangan 9 juta tenaga kerja di ekosistem digital. Ia pun menyarankan agar para tenaga kerja digital korban PHK diserap oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan turunannya.

Penyebab persaingan tidak sehat

Advertising
Advertising

Selain itu, menurut dia, pemerintah harus mulai mengatur model bisnis perusahaan digital, seperti e-commerce dan ride-hailing. Pasalnya, kedua industri itu hingga kini masih sering melakukan promo dan diskon secara besar-besaran untuk mempertahankan pangsa pasar.

Padahal strategi itu membuat persaingan usaha di sektor digital menjadi kurang sehat. "Konsumen baru mungkin akan tergoda promo. Tapi untuk terus menerus lakukan promo, sebenarnya itu suicide mission bagi startup," ucapnya.

Sebab, saat ini perusahaan-perusahaan tersebut mayoritas hanya berorientasi pada valuasi. Sehingga ketika pendanaan modal berkurang, maka promo dan diskon itu bisa menjadi jebakan keuangan bagi perusahaan. Karena itu, ia menilai pemerintah seharusnya membuat regulasi yang bisa mendorong perlombaan fitur sesuai kebutuhan konsumen.

Selanjutnya: Fenomena pemangkasan jumlah karyawan ...

<!--more-->

Adapun fenomena pemangkasan jumlah karyawan secara besar-besaran yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan teknologi digital, menurut Bhima, terjadi karena berbagai faktor. Di antaranya tekanan makro-ekonomi yang cukup berat paska pandemi, mulai dari kenaikan inflasi, tren penyesuaian suku bunga, pelemahan daya beli, risiko geopolitik dan model bisnis yang berubah secara signifikan.

Gelombang PHK masih besar

Bhima memperkirakan gelombang PHK akan terus terjadi di berbagai perusahaan layanan digital lainnya. Mulai dari layanan keuangan (fintech), pendidikan (edutech), hingga kesehatan (healthtech). Hal itu karena adanya ancaman resesi global tahun depan yang membuat persaingan pencarian dana dari investor semakin ketat.

"Founder maupun CEO perusahaan digital harus bersiap menghadapi tekanan yang lebih besar," tuturnya.

Seperti diketahui, akhir pekan lalu terjadi PHK massal di dua perusahaan digital asal Indonesia, yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia dan PT PT Ruang Raya Indonesia atau Ruangguru. Alasan kedua perusahaan itu adalah kondisi keuangan yang terus menurun akibat dampak ekonomi global saat ini.

GoTo dan Ruangguru menambah jajaran perusahaan yang melakukan PHK tahun ini. Sebelumnya Shopee Indonesia, Zenius, Tokocrypto, dan TaniHub juga telah merumahkan sejumlah karyawannya. Bahkan perusahaan internasional seperti Microsoft, Google, Meta, dan Twitter juga mengambil langkah yang sama.

Baca juga: Curhat Gubernur BI Mati-matian Stabilkan Rupiah, Cadangan Devisa Turun jadi USD 130,1 M

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

3 hari lalu

Seribu Orang Kena PHK Efek Korupsi Timah

PJ Gubernur Bangka Belitung menyebut sekitar seribu pekerja di lima smelter yang terkait korupsi timah terkena PHK

Baca Selengkapnya

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

9 hari lalu

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.

Baca Selengkapnya

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

10 hari lalu

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

Gopay menyalurkan zakat dan donasi dengan total Rp 31 miliar yang terkumpul selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

11 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

12 hari lalu

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Baca Selengkapnya

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

13 hari lalu

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

Salah satu karyawan Google pun buka suara terkait PHK yang dilakukan Google terhadap 28 karyawan.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

13 hari lalu

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

Perusahaan yang melakukan PHK perlu memperhatikan beberapa ketentuan mengenai hak dan kewajibannya terhadap karyawan.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

16 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

16 hari lalu

Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

Raksasa teknologi Tesla, Google, dan Amazon melakukan PHK karyawan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Soal Dugaan Monopoli Data Lokal di Balik Kongsi TikTok dan GOTO, Ini Respons Bos Tokopedia

32 hari lalu

Soal Dugaan Monopoli Data Lokal di Balik Kongsi TikTok dan GOTO, Ini Respons Bos Tokopedia

Setelah menonaktifkan personalisasi data, laman belanja di TikTok itu akan menampilkan produk-produk sesuai algoritma umum.

Baca Selengkapnya