KTT G20, Gubernur Bali Beberkan Manfaat Pembangunan Infrastruktur Lebih dari Rp 800 Miliar
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 20 November 2022 10:05 WIB
TEMPO.CO, Denpasar - Gubernur Bali Wayan Koster membeberkan apa saja manfaat langsung dan tak langsung dari penyelenggaraan KTT G20 Bali ke perekonomian Pulau Dewata.
"Manfaat langsungnya Bali memperoleh pembangunan infrastruktur atau sarana-prasarana dengan total anggaran lebih dari Rp 800 miliar dari APBN," kata Koster di Denpasar, Jumat, 18 November 2022.
Untuk infrastruktur, pemerintah pusat menganggarkan tak hanya untuk kegiatan pembangunan tapi juga untuk perbaikan. Infrastruktur itu tak hanya untuk mendukung penyelenggaraan KTT G20, tapi juga lebih jauh untuk meningkatkan kualitas Bali sebagai destinasi wisata dunia.
Baca: RI Dapat Pembiayaan Transisi Energi Rp 311 Triliun, Sri Mulyani Cs Siapkan Proyek
Ia mencontohkan Gedung VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai dan kawasan penyemaian mangrove di Tahura Ngurah Rai.
"Gedung VVIP itu sangat bagus, Presiden juga mengatakan itu bagus banget dan saya kira itu terbaik di Indonesia bahkan dunia, itu dihibakan kepada Pemprov Bali," kata Koster. Selain itu, kawasan tempat penyemaian mangrove bakal jadi destinasi wisata alam dengan penataannya yang sangat bagus.
Koster mengaku ditugasi khusus oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk mengawasi dan mempercepat pembangunan serta penataan infrastruktur.
Tak hanya pembangunan Gedung VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai dan penataan mangrove Tahura, yang juga dilakukan adalah pembangunan bagian depan Pura Luhur Candi Narmada dan pembangunan taman di depan patung I Gusti Ngurah Rai Tuban.
Koster melanjutkan, ada juga penataan dan pembangunan sarana-prasarana di Garuda Wisnu Kencana, penataan Jalan Tol Bali Mandara, pelebaran jalan dan penataan di sejumlah jalur pejalan kaki.
Selanjutnya: "Ini membuat Bali menjadi sangat rapi dan..."
<!--more-->
"Ini membuat Bali menjadi sangat rapi dan indah, dipergunakan untuk G20 tapi begitu selesai ini bermanfaat dalam rangka mendukung ekosistem kepariwisataan Bali agar naik kelas ke depan," tutur Koster. Sejumlah infrastruktur ini akan terus dijaga hingga berjangka panjang.
Ekonomi lokal terangkat
Ia mengklaim sejumlah manfaat langsung di luar infrastruktur juga terbentuk khususnya bagi masyarakat selama hajatan KTT G20 tersebut. Beberapa di antaranya adalah penggunaan produk lokal dari sajian makanan, kain endek, suvenir dari UMKM dan IKM lokal, hingga kebudayaan yang disorot.
"Saya sudah dapat respons dari IKM dan UMKM, mereka sangat bangga karena kain tenun endeknya dan produk kerajinannya dipakai. Tentu bukan satu-satunya produk lokal Bali yang dipakai, juga Indonesia karena menggambarkan produk dari daerah lainnya, tapi Bali sudah dapat tempat yang istimewa," ujar Koster.
Selain pembangunan dan perbaikan infrastruktur, selama KTT G20 juga ada sejumlah pembicaraan berkaitan dengan investasi di Bali. Rencana investasi itu mulai dari rencana pembangunan jalan tol, kereta listrik, energi bersih hingga kendaraan listrik.
Selama acara, Pemprov Bali turut terlibat dalam hal pemasangan penjor yang menggunakan dana APBD Provinsi Bali sebesar Rp 3 miliar dan biaya tari penyambutan delegasi Rp 400 juta. Angka tersebut, menurut Koster, tak seberapa dari yang akhirnya didapat Bali.
"Itu tidak ada artinya kalau dibandingkan dengan Rp 800 miliar dibangun infrastruktur untuk Bali yang akan mempunyai efek ekonomi luar biasa. Jadi tidak pantas dibandingkan," kata Koster ketika menjelaskan dampak KTT G20 terhadap perekonomian Bali.
ANTARA
Baca juga: Menteri PUPR Cerita Negara Anggota G20 Minati Bahasan IKN dan Memberi Masukan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini