Airlangga Usul 3 Langkah Menteri-Menteri Negara APEC Atasi Krisis Global
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Francisca Christy Rosana
Sabtu, 19 November 2022 20:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) memiliki posisi strategis untuk merumuskan solusi dalam mengatasi krisis global. Sebab, ekonomi negara anggota APEC mewakili lebih dari 60 persen PDB dunia dan 48 persen perdagangan global.
Airlangga mengatakan ada tiga langkah yang dapat dilakukan menteri-menteri negara APEC untuk mengatasi krisis tersebut. "Langkah pertama adalah menyelarasan kebijakan perdagangan dan teknologi," tuturnya di agenda APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM) Bangkok, Thailand, dikutip dari keterangan tertulis pada Sabtu, 18 November 2022.
Menurut dia, APEC perlu mengembangkan pendekatan kreatif, modern, dan komprehensif untuk mendukung perdagangan yang tangguh, inklusif, serta berkelanjutan. Ia menjelaskan upaya tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan inklusi dan partisipasi para pemangku kepentingan pembangunan.
Cara lainnya adalah dengan meningkatkan akses dan fasilitasi perdagangan digital berbasis teknologi serta meningkatkan daya saing kawasan melalui penguatan perdagangan berbasis multilateral yang adil, terbuka, inklusif, dan fasilitatif. Langkah kedua, Airlangga menyarankan anggota APEC untuk memperkuat ketahanan ekonomi melalui rantai pasok yang tangguh dan terintegrasi.
Menurut Ketua Umum Partai Golkar ini, pandemi telah menunjukkan kerentanan rantai suplai sehingga penting untuk memperkuat resiliensi terhadap berbagai potensi disrupsi. Karena itu, ia menilai perlu dibangun mekanisme information sharing untuk peringatan dini gangguan rantai suplai.
Baca juga: KTT APEC Thailand: Polisi Tembakkan Peluru Karet untuk Bubarkan Unjuk Rasa
Selanjutnya, APEC perlu mendorong mengurangi carbon footrpint....
<!--more-->
Langkah Lain APEC Atasi Krisis Global
Airlangga juga menyarankan negara-negara anggota APEC mendorong pembangunan infrastruktur logistik serta mengurangi carbon footprint sistem logistik kawasan. Upaya ini dilakukan untuk mencapai perdagangan yang lebih hijau.
Selain itu, Airlangga menyoroti kondisi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurutnya, ekosistem UMKM perlu diberi fasilitas agar semakin terintegrasi ke rantai pasok global dengan mengatasi kesenjangan digital dan menghilangkan hambatan struktural yang ada. Apalagi, jumlah UMKM saat ini mencapai 97 persen dan menampung 50 persen lapangan pekerjaan baru secara global.
"UMKM berperan penting dalam mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan ekstrem,” kata Airlangga.
Langkah terakhir adalah meningkatkan komitmen untuk menciptakan ekonomi bersih dan berkeadilan. Menurut Airlangga, APEC perlu berkomitmen menciptakan lingkungan investasi dan kebijakan perdagangan yang kondusif dengan teknologi inovatif. Caranya dengan memberikan insentif untuk mendukung transisi ekonomi bersih.
“Mari kita tingkatkan kerja sama untuk pemulihan dan kebangkitan yang lebih kuat, baik secara lingkungan maupun ekonomi,” ujar Airlangga kepada para pemimpin APEC.
Adapun dalam APEC Economic Leaders’ Meeting tersebut, para pemimpin Ekonomi APEC berhasil menyepakati 2022 APEC Leaders’ Declaration. Meski pada hari pertama penyelenggaraan AELM masih mengalami kebuntuan mengenai isu perang Ukraina, akhirnya para pemimpin ekonomi APEC sepakat untuk menggunakan rumusan dalam G20 Leaders’ Declaration mengenai isu tersebut. Sehingga, ucap Airlangga, deklarasi dapat diterima oleh seluruh pihak.
Baca juga: KTT APEC: Daftar 21 Negara Anggota APEC Saat Ini
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini