KTT G20 Usai, ADB: Perjalanan Transisi Energi Baru Saja Dimulai
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 19 November 2022 06:02 WIB
TEMPO.CO, Nusa Dua - Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memastikan akan membantu Indonesia mencapai target nol zero emission (NZE) pada 2060. Dalam KTT G20 yang lalu, ADB menyatakan komitmennya mendukung transisi energi melalui energy transition mechanism (ETM) country platform.
"Ini adalah momentum yang sangat bagus. Setelah G20, perjalanan transisi energi baru saja dimulai dan kami memiliki banyak hal yang harus dilakukan. Tetapi, sudah ada beberapa langkah yang kita lakukan," kata Country Director Asian Development Bank-Indonesia Jiro Tominaga dalam acara Tempo Economic Forum, Jumat petang, 18 November 2022.
Baca: Dukung RI Pensiunkan PLTU Batu Bara, Bank Dunia: Kita Seharusnya Kembali ke EBT
ADB dan Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) untuk memulai pembahasan pensiun dini PLTU batu bara dengan skema pendanaan ETM. Penekenan kerja sama itu berlangsung di sela-sela KTT G20.
Pensiun dini PLTU
Melalui ETM, ADB akan membantu negara-negara di Asia dan Pasifik mempercepat penghentian PLTU batu bara dan bahan bakar fosil lainnya serta menggantinya dengan sumber energi baru terbarukan.
Jiro memperkirakan percepatan penghentian pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang dilakukan dalam 15 tahun mendatang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 30 juta ton. Ini setara dengan melenyapkan 800 ribu mobil di jalan raya bila dikutip dari situs resmi ADB.
"Ada semacam minat dan kesadaran internasional yang meningkat secara global. Namun, Anda tahu, penerapan ini masih jauh. Metode itu membutuhkan waktu puluhan tahun untuk menyelesaikannya," ucap Jiro.
Jiro menyebut transisi energi adalah proses yang panjang. Namun, ia memastikan skema yang diambil ini akan memberikan manfaat bagi Indonesia untuk mendapatkan sumber energi baru terbarukan dengan harga yang lebih terjangkau.
Selanjutnya: "Kita perlu memastikan proyek ini ..."
<!--more-->
"Kita perlu memastikan proyek ini bankable dan prudent. Artinya, setiap investor akan melirik proyek ramah lingkungan jika masuk akal dari sudut pandang keuangan," katanya.
Pengumpulan dana melalui skema ETM diperkirakan bisa meningkat hingga US$ 250 juta hingga US$ 300 juta. Penting untuk dicatat bahwa ukuran transaksi kurang relevan daripada kemampuan untuk menunjukkan bahwa pendekatan ini layak dan dapat direplikasi dengan pabrik lain di Indonesia dan di negara lain.
Transisi energi dipercepat
ETM merupakan salah satu mekanisme untuk memastikan keberhasilan implementasi Just Energy Transition Partnership (JETP). JETP adalah program yang diinisiasi koalisi negara-negara G7+ untuk membantu Indonesia mempercepat transisi energi.
Koalisi tengah menghimpun dana US$ 20 miliar hingga 3-5 tahun ke depan untuk mempensiunkan PLTU batu bara dan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan. Bila dirupiahkan, dana itu setara dengan Rp 311 triliun (asumsi kurs Rp 15.552 per dolar AS).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dukungan ini telah disampaikan oleh Amerika, Jepang, Norwegia, dan negara-negara lain yang tergabung dalam kemitraan tersebut.
"Kemitraan ini mendukung target ambisius Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim," ujar Luhut di BICC, Nusa Dua, Bali, 15 November lalu. Indonesia, kata Luhut, berupaya mempercepat transisi energi guna mencapai target net zero emission atau NZE pada 2060. Dalam peta jalan sebelumnya, Indonesia akan memensiundinikan PLTU batu bara dan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan.
Baca juga: Ekonom Soroti Skema Pendanaan Transisi Energi Rp 314 Triliun dalam KTT G20
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.