Buwas Blak-blakan Tak Bisa Kejar Target Penyerapan Beras 1,2 Juta Ton

Kamis, 17 November 2022 10:21 WIB

Dirut Perum Bulog Budi Waseso (tengah) dan Direktur Operasi dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi (kanan) berbincang dengan pedagang ketika meninjau kestabilan harga gula di Pasar Jatinegara, Jakarta, Jumat 15 Mei 2020. Perum Bulog menggelar operasi pasar khusus gula guna menstabilkan harga secara serentak di seluruh Indonesia yang saat ini masih di atas harga eceran tertinggi atau HET pemerintah yakni Rp 12.500 per kilogram. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas blak-blakan mengaku tak sanggup memenuhi target penyerapan cadangan beras dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebesar 1,2 juta ton hingga akhir tahun ini.

Sebab, stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di Bulog per 13 November 2022 hanya mencapai 651 ribu ton dan hasil produksi dalam negeri sedang rendah. "Pasti tidak akan terpenuhi. Itu pasti," kata Buwas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV pada Rabu, 16 November 2022.

Stok beras sangat terbatas

Ia menyatakan harga beras Bulog kalah saing dengan perusahaan swasta. Tapi dengan aturan baru fleksibilitas harga saat ini pun, Buwas tak yakin Bulog bisa menyerap gabah atau beras sesuai harga pasar lantaran stok yang sangat terbatas.

Baca: DPR Kritik Sri Mulyani Soal Utang 5,2 T ke Bulog: Seperti Disuruh Perang, Dikasih Pistol-pistolan

Buwas mengaku telah udah mengumpulkan semua mitra Bulog di Indonesia. Hasilnya telah disepakati sampai Desember 2022, Bulog menyerap hingga 500 ribu ton beras.

Advertising
Advertising

Namun ia pesimistis karena per hari ini Bulog baru menyerap 92 ribu ton dari target 500 ribu ton. "Karena memang barangnya sudah tidak ada," kata dia.

Salah satu penyebab rendahnya serapan beras itu, kata Buwas, adalah pengaruh cuaca pada beberapa waktu terakhir. Hal itu membuat hasil panen dalam negeri jeblok karena beberapa daerah sentra produksi beras mengalami banjir, seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Lampung.

Padahal Kementerian Pertanian (Kementan) sebelumnya sempat menyatakan tahun ini Indonesia surplus beras sebanyak 6 juta ton. Buwas menyanggah kabar hasil panen yang melimpah itu.

Dia mengaku sudah meminta klarifikasi pada Kementan soal hasil panen yang diklaim melimpah itu. Sebab, di lapangan, kata Buwas, total produksi beras itu tidak mencapai tidak seperti yang disebutkan Kementan.

"Kami sudah cek di lapangan. Bahkan direksi kami ke lapangan dan berjumpa juga sama gubernur. Nyatanya tidak ada sebesar itu," ucap Buwas.

Selanjutnya: Dari total kebutuhan beras rumah tangga...

<!--more-->

Dari total kebutuhan beras rumah tangga di Indonesia sebesar 2,5 juta ton per tahun, kata Buwas, idealnya cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog juga mencapai 2,5 juta ton. Oleh sebab itu, ia meminta agar pemerintah segera bertindak untuk menambah penyerapan CBP dalam waktu dekat.

"Kalau kita mendatangkan dari luar, itu harus secepatnya," ujar Buwas.

Pasalnya, beberapa negara sudah menutup keran ekspor pangannya, khususnya komoditas beras. Keadaan juga bakal makin buruk bila sektot transportasi terkendala sehingga menyulitkan impor beras. Selain itu ada kendala fluktuasi dan tren melemahnya nilai tukar rupiah yang akan mempengaruhi harga beras yang didatangkan.

Konsekuensi telat impor beras

Bila pemerintah terlambat mengantisipasi dan mengambil keputusan impor, Buwas memprediksi akan ada persoalan pangan. Apalagi beras adalah komoditas yang harus selalu diperhatikan karena berkontribusi besar terhadap tingkat inflasi pangan.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan saat ini harga gabah di tingkat produsen dan harga beras di tingkat konsumen terus meningkat sejak Juli 2022. Bulog yang biasanya mampu menyerap cadangan beras seharga Rp 8.300 kilogram, kini sudah tidak bisa.

Ketika harga fleksibilitas dinaikan sampai Rp 8.800 pun, kata Arief, Bulog tidak bisa menyerap beras dengan baik. Oleh karena itu Bapanas mengizinkan Bulog menyerap beras dengan harga komersial.

Adapun soal impor, Arif memastikan pihaknya akan tetap mengutamakan penyerapan dari dalam negeri. Tapi jika tidak cukup, ia membuka opsi impor tersebut.

Baca juga: Bulog Masih Pelajari Aturan Pemberian Subsidi Bunga Pinjaman

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Jurus Badan Pangan Nasional Dongkrak Harga Jagung, Minta Optimalkan Serap Hasil Panen Petani

2 hari lalu

Jurus Badan Pangan Nasional Dongkrak Harga Jagung, Minta Optimalkan Serap Hasil Panen Petani

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) minta Perum Bulog dan semua pemangku kepentingan di bidang pangan jagung serap hasil panen petani

Baca Selengkapnya

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

6 hari lalu

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

Jokowi memberi sinyal bahwa bansos beras akan dilanjutkan hingga akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

13 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

13 hari lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

15 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

15 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

16 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

16 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

17 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

18 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya