Kecolongan Akibat Shell Keluar dari Blok Masela, SKK Migas Akan Siapkan Aturan
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 15 November 2022 16:51 WIB
"Alasannya sudah disampaikan oleh Pak Kepala (Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto) bahwa mereka melihat seluruh global portofolio mereka di seluruh dunia dan mereka menganggap bahwa investasi di negara lain lebih menguntungkan, jadi mereka mengutamakan itu," ujar Henry dalam rapat bersama Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 24 Agustus 2020.
Adapun Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah telah mematangkan skema pengerjaan proyek Liquid Natural Gas (LNG) Lapangan Abadi di Blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.
Salah satu skema yang dipilih Presiden Joko Widodo, kata Bahlil, adalah mencaplok saham Shell Upstream Oversears Ltd, anak usaha Royal Dutch Shell plc asal Belanda, yang memegang 35 persen pemegang hak partisipasi. Perusahaan ini dikabarkan akan angkat kaki sehingga proyek Blok Masela mandek.
Pencaplokan saham Shell itu akan dilakukan dengan cara membuat konsorsium antara Indonesia Investment Authority (INA) dengan beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) salah satunya adalah PT Pertamina (Persero).
"Kemarin kita juga baru selesai ratas dengan Pak Presiden dan Pak Menteri BUMN, nanti ada blending antara INA, kemudian Pertamina, dan mungkin ada perusahaan-perusahaan lain yang dijajaki Pak Menteri BUMN untuk membikin satu konsorsium untuk mengambil alih saham 35 persen tersebut," kata Bahlil di Komisi VI, Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 8 September 2022.
Menurut Bahlil, proyek LNG ini akan terus diperjuangan pemerintahan Presiden Joko Widodo karena sudah menjadi prioritasnya. Presiden Joko Widodo pun, kata dia, juga telah memintan Inpex Masela Ltd, anak usaha Inpex Corporation asal Jepang selaku pemegang hak partisipasi 65 persen, untuk terus menjalankan proyek ini.
"Bahwa program gas di Maluku itu jadi salah satu priotas bapak presiden dan Inpex sebagai pemilik saham mayoritas tetap harus diminta untuk cepat melakukan proses ini. Problem-nya adalah kemarin Shell keluar," ujar Bahlil.
RIRI RAHAYU | CAESAR AKBAR | ARRIJAL RACHMAN
Baca juga: Pemerintah Akan Bentuk Konsorsium INA dan BUMN Caplok Saham Shell di Blok Masela
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini