BPS Akan Umumkan Angka Pertumbuhan Ekonomi, Ini Prediksi BI, Kemenkeu hingga ...
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 7 November 2022 09:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS pada hari ini akan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal III tahun 2022. Berikut deretan perkiraan pertumbuhan ekonomi dari berbagai pihak mulai dari Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, ekonom hingga kalangan pengusaha.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya telah memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih dari 5,5 persen pada kuartal ketiga tahun ini.
“Kami optimistis pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dari 5,5 persen, perkiraan kami dari berbagai indikator, penjualan eceran, keyakinan konsumen, kredit, juga transaksi berjalan, dan ekspor yang bagus, itu semua mendukung kami optimistis,” kata Perry, Kamis, 3 November 2022.
Baca: LPEM UI Beberkan Penyebab Pertumbuhan Ekonomi Terus Tumbuh Lampaui Ekspektasi
Sedangkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal pada kuartal ketiga tersebut sebesar 5,7 persen. Presiden Joko Widodo atau Jokowi memperkirakan pertumbuhan di rentang 5,4 persen - 5,6 persen, atau relatif lebih baik dibandingkan dengan realisasi pada kuartal sebelumnya sebesar 5,44 persen.
Hal itu dapat menguatkan amunisi pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2022, yakni 5,2 persen. Akan tetapi, kuartal IV/2022 diprediksi penuh dengan tantangan karena mulai terasanya transmisi pengetatan moneter tehadap dunia usaha serta risiko perlambatan daya beli masyarakat.
Adapun Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Faisal Rachman, memperkirakan pertumbuhan ekonomi bakal mencapai 6 persen yoy pada kuartal III/2022. Perekonomian ini tumbuh ditopang oleh permintaan dan mobilitas masyarakat yang terus membaik di tengah pelonggaran PPKM.
“Tetap solid, tumbuh sekitar 6 persen yoy, meningkat dari 5,44 persen yoy di kuartal II/2022,” ujarn Faisal dalam keterangan resmi, akhir pekan lalu.
Ia memprediksi konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber utama pertumbuhan tahunan. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tahunan akan terus menguat, didukung oleh membaiknya mobilitas masyarakat, bantuan sosial, dan low base effect kuartal III/2022.
Adapun pertumbuhan belanja pemerintah diprediksi masih mengalami kontraksi seiring dengan situasi Covid-19 yang semakin terkendali. Pertumbuhan tahunan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi diprediksi menguat seiring dengan ekspansi PMI manufaktur.
Selanjutnya: Kinerja ekspor bersih juga masih solid karena...
<!--more-->
Kinerja ekspor bersih, menurut Faisal, juga masih tetap solid karena permintaan eksternal yang terjaga dan sektor pariwisata yang membaik. “Dengan permintaan domestik yang sehat, pertumbuhan ekspor yang kuat, kondisi fiskal yang hati-hati, dan manajemen Covid-19 yang solid, kami mempertahankan perkiraan kami bahwa ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh sebesar 5,17 persen pada tahun 2022, meningkat dari 3,69 persen pada tahun 2021,” ucapnya.
Kalangan pengusaha memperkirakan sektor lapangan usaha pertambangan akan menjadi kontributor signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2022. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 berada pada kisaran 5,4 persen.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo, Hariyadi Sukamdani, meramalkan pertumbuhan ekonomi masih akan didorong oleh permintaan terhadap batu bara dari Eropa seiring dengan berkurangnya pasokan gas. "Mengacu kepada kondisi tersebut, kontribusi batu bara pada kuartal IV/2022 masih akan tetap bagus," kata Hariyadi saat dihubungi kemarin.
Ia pun optimistis sektor itu juga berkontribusi positif terhadap PDB kuartal III/2022. "Meskipun pasar ekspornya melemah, tapi untuk pasar dalam negeri geliat industri pengolahan masih positif. Apindo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 di kisaran 5,4 persen," ucapnya.
Selain itu, menurut Hariyadi, sektor berikutnya yang berkontribusi signifikan dalam struktur PDB nasional adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 12,98 persen, serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 12,71 persen.
Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bobby Gafur Umar berpendapat pertumbuhan ekonomi nasional akan sedikit terpengaruh oleh kenaikan suku bunga. "Dengan adanya resesi global dan inflasi, kenaikan suku bunga ini bahaya. Akan ada banyak likuiditas yang tersedot. Jika likuiditas banyak yang tersedot, pasti ekonomi akan slow down," ujarnya.
Namu begitu, menurut dia, ekspor dan investasi bisa mengompensasi adanya penurunan konsumsi rumah tangga yang salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga BBM. Terus menanjaknya ekspor dan investasi mengindikasikan adanya geliat industri pengolahan.
Sebelumnya, pada kuartal II tahun 2022, BPS mencatat kontribusi lapangan usaha pertambangan dan penggalian cukup besar, yakni 13,6 persen dari total pertumbuhan ekonomi. Adapun sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor terbesar kedua setelah industri pengolahan dengan kontribusi mencapai 17,48 persen.
BISNIS
Baca juga: Cegah PHK, Pengusaha Minta Importir Tekstil Ilegal Ditindak dan Pasar Ekspor Baru Digenjot
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini