OJK: Kredit Perbankan Masih Tumbuh 11 Persen Menjadi Rp 6.274,9 Triliun

Kamis, 3 November 2022 18:42 WIB

Logo OJK. (ANTARA/HO-OJK)

TEMPO.CO, Jakarta -Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mencatat penyaluran kredit perbankan masih tumbuh tinggi hingga data terakhir pada September 2022. Secara tahunan pada bulan itu penyaluran kredit bank mencapai 11 persen secara tahunan, lebih tinggi dari pertumbuhan Agustus 2022 sebesar 10,62 persen.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan total penyaluran kredit perbankan pada bulan itu ditopang oleh jenis kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 12,26 persen, serta kredit debitur korporasi yang tumbuh sebesar 12,97 persen.

"Secara month to month nominal kredit perbankan naik Rp 95,45 triliun menjadi Rp 6.274,9 triliun," kata Dian saat konferensi pers bulanan OJK, Kamis, 3 November 2022.

Meski penyaluran kredit masih terus ekspansif, Dian memastikan, risiko kredit cenderung melanjutkan penurunan. Tercermin dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) net perbankan sebesar 0,77 persen, dan NPL gross sebesar 2,78 persen.

"Di sisi lain kredit restrukturisasi Covid-19 kembali mencatatakan penurunan sebesar Rp 23,81 triliun menjadi sebesar Rp 519,64 triliun dengan jumlah nasabah juga menurun menjadi 2,63 juta nasabah sebelumnya 2,75 juta nasabah," kata Dian.

Advertising
Advertising

Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada September 2022 tercatat tumbuh 6,77 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp 7.647 triliun. Laju pertumbuhannya melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 7,77 persen, utamanya didorong oleh perlambatan deposito.

Kendati begitu, Dian menekankan, likuiditas industri perbankan pada bulan itu masih dalam level yang memadai. Rasio alat likuid dan non core deposit maupun alat likuid dengan DPK masing-masing sebesar 121,62 persen dan 27,35 persen.

Rasio itu kata Dian meningkat dari posisi Agustus 2022 yang masing-masing sebesar 118,01 persen dan 26,52 persen. Selain itu juga masih sangat jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

Sementara itu, posisi devisa neto per September 2022 tercatat sebesar 1,32 persen di bawah treshold 20 persen. Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan juga meningkat menjadi 25,12 persen dari posisi Agustus 2022 yang 25,67 persen.

Baca Juga: Pendiri Agung Sedayu Jadi Investor Strategis, Primadaya Siap IPO

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

19 jam lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

22 jam lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

2 hari lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

2 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

2 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

3 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

3 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya