TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP) menyatakan siap mencatatkan saham perdana (initial publik offering /IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah meraih komitmen investasi dari investor strategis yakni Pendiri Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma.
Perusahaan yang bergerak di bidang produksi jenis kemasan plastik dan tisu steril ini rencananya akan melantai pada 9 November 2022. Masa penawaran awal telah dilakukan pada 13-20 Okober 2022.
Baca Juga:
Selanjutnya masa penawaran umum perdana saham akan dilakukan pada 3-7 November 2022, dan distribusi secara elektronik akan dilakukan pada 8 November 2022. Penjamin Pelaksana Emisi dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah PT Semesta Indovest Sekuritas.
Baca: IPO, Perusahaan Jilbab Aa Gym Incar Pendanaan Rp 211 Miliar untuk Kebutuhan Ini
"Kami juga telah mendapati investor strategis yang meyakini bahwa Perseroan mampu memiliki pertumbuhan yang positif dan potensi untuk terus berkembang serta memiliki tata kelola perusahaan yang baik,” kata Direktur Utama PT Primadaya Plastisindo Tbk Kennie Angesty melalui siaran pers, Kamis, 3 November 2022.
Kennie mengatakan saat ini PDPP telah selesai melakukan masa Penawaran Awal dan telah mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melanjutkan serangkaian kegiatan IPO. Nantinya, saham perseroan dengan kode PDPP juga akan masuk sebagai Saham Daftar Efek Syariah (DES).
PDPP akan melepaskan sebanyak 500 juta saham atau sebanyak 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana ini dengan nilai nominal sebesar Rp100 per lembar saham dan ditawarkan pada harga Rp200 per saham. Alhasil, potensi dana yang akan diraup Perseroan berkisar Rp 100 miliar.
Kennie mengatakan, seluruh dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekitar 67 persen akan digunakan untuk ekspansi pembelian mesin – mesin dan meningkatkan kapasitas produksi Perseroan dan juga untuk menambah varian produk yang akan dipasarkan Perseroan.
"Sisanya, sekitar 33 persen akan digunakan untuk modal kerja antara lain pembelian raw material HDPE, PET, Polypropylene, dan operasional perusahaan," ujarnya.
Menurut Kennie sejumlah strategi akan dilakukan untuk menghadapi tantangan bisnis mendatang. Di antaranya meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia, memperluas pangsa pasar produk free market melalui E-commerce dan distributor, menambah mitra dagang melalui sektor Horeka, mengikuti perkembangan teknologi, diversifikasi produk dan market, serta membuka cabang di kota besar lain di Indonesia.
"Industri kemasan plastik adalah industri yang sangat dibutuhkan masyarakat, tetapi lokasi sangat penting untuk menekan waktu dan biaya pengiriman. Dengan perluasan geografis, strategi diversifikasi produklokasi produksi, kemampuan Perseroan untuk menyerap kebutuhan plastik akan cepat bertumbuh di daerah-daerah yang akan dikembangkan,” ujarnya.
Kennie mengatakan, perusahaan yang telah berdiri pada 2005 lalu dan memulai usahanya di Cilengsi - Bogor ini telah memiliki cabang usaha pabrik di beberapa lokasi lain, diantaranya di Lampung, Binjai, Tangerang, dan Sukabumi.
Baca: Usai IPO, Blibli Yakin Djarum Tak Akan Keluar dari Jajaran Investor
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini