Ekspor Masih Tumbuh, Sri Mulyani Duga PHK di Industri Tekstil Terjadi Karena Ini

Kamis, 3 November 2022 16:15 WIB

Sebagai bagian dari rangkaian Pertemuan Tahunan International Monetary Fund danWorld Bank Group 2022, Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim (Coalition of Finance Ministers for Climate Action) mengadakan Pertemuan Tingkat Menteri ke-8 di bawah kepemimpinan bersama Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Keuangan Finlandia Annika Saarikko sebagai co-chairs. 12 Oktober 2022.DOK KEMENKEU

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masih mencari penyebab maraknya kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri padat karya, seperti tekstil dan produk dari tekstil. Padahal, dia berpendapat, dari sisi ekspor kinerja sektor industri itu masih tinggi.

"Untuk tekstil yang produk tekstil ini data ekspor sampai September justru menunjukkan satu pertumbuhan yang sangat tinggi," kata Sri Mulyani saat konferensi pers hasil rapat KSSK, Kamis, 3 November 2022.

Sri Mulyani menuturukan, berdasarkan kode HS 2 digit, misalnya HS 61 untuk pakaian dan aksesorisnya (rajutan) ekspornya masih tercatat tumbuh hingga 19,4 persen. Sedangkan HS 62 untuk pakaian dan aksesoris (non rajutan) tumbuhnya 37,5 persen, dan HS 64 untuk alas kaki tumbuh 41,1 persen.

Baca: Sri Mulyani Soroti Maraknya PHK Massal, APBN Akan Dikerahkan

Sri Mulyani masih terus mendorong diversifikasi negara-negara tujuan ekspor, diantaranya melalui special mission vehicle (SMV) Kementerian Keuangan seperti LPPI, untuk mencarikan pasar ekspor yang tumbuhnya masih tinggi. Seperti di kawasan Asia Selatan, terutama India.

Advertising
Advertising

"Di sisi lain kita akan melihat juga dari sisi kemampuan untuk bisa menjaga risiko yang berasal dari global, pelemahan ekonomi negara-negara maju," ucap Sri Mulyani.

Karena dari sisi kinerja ekspor yang masih baik di sektor itu, Sri Mulyani mengatakan, pihaknya juga menjalin koordinasi dengan kementerian atau lembaga lainnya untuk melihat fenomena PHK industri tekstil dan produk dari tekstil ini disebabkan adanya upaya relokasi industri ke daearah yang upahnya lebih rendah.

"Dengan adanya infrastruktur yang makin baik dan terhubung di berbagai bagian Pulau Jawa, maka terjadi juga fenomena relokasi dari posisi para pabrikan ini mencari yang masih realtif kondusif dari sisi upah," ucap dia.

Dia mengatakan, karena infrastruktur di Indonesia saat ini sudah semakin baik, terutama infrastruktur jalan yang tersambung tol di banyak wilayah di luar Jawa, maka perusahaan-perusahaan lebih cenderung membangun pabriknya di daerah luar Jawa, sehingga yang di Jawa ditutup.

"Dari daerah yang upahnya relatif tingggi ke daerah yang relatif upahnya rendah. Sehingga ini juga mungkin terlihat PHK di satu daerah, namun mungkin muncul juga kesempatan kerja di daerah lain," kata Sri Mulyani.

Gangguan ekspor itu, tuturnya, telah mengakibatkan utilisasi industri tekstil menurun tajam sehingga berdampak terhadap pengurangan jam kerja. "Akhirnya dan terus terjadi pemutusan hubungan kerja," ucap Jemmy saat dihubungi Tempo pada Kamis, 27 Oktober 2022.

Ia menjelaskan penurunan ekspor industri tekstil terjadi seiring pelemahan daya beli di Amerika Serikat dan Eropa saat ini. Adapun dua kawasan itu memang masih menjadi tujuan ekspor tekstil terbesar bagi Indonesia.

Ancam resesi 2023 pun membuat pelaku usaha memprediksi penurunan ekspor dan PHK akan terjadi lebih parah di tahun depan. Pelemahan daya beli di Amerika Serikat dan Eropa pun membuat negara-negara penghasil produk tekstil lainnya, seperti Cina, Bangladesh, Vietnam, dan India menyerbu pasar Indonesia.

Akibatnya, terjadi persaingan antara hasil produksi dalam negeri dengan produk-produk tekstil impor. Terlebih, Indonesia dinilai akan mampu bertahan di tengah gelapnya ekonomi global pada 2023 dan memiliki populasi terbesar keempat di dunia. Inflasi Indonesia pun diprediksi tak akan naik terlalu tinggi.

"Di satu sisi permintaan ekspor menurun, di sisi lainnya pasar dalam negerinya dibanjiri produk impor," tuturnya. Karena itu, Jemmy berharap pemerintah dapat menjaga pasar dalam negeri agar lebih menguntungkan produsen Indonesia.

Baca: Serapan Belanja Daerah 53,4 Persen, Sri Mulyani Minta Pemda Juga Berinovasi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

1 jam lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK oleh pengacara bernama Andreas atas tuduhan tak lapor LHKPN secara benar.

Baca Selengkapnya

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

5 jam lalu

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

Berita soal Sri Mulyani masuk radar PDIP untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta masuk menjadi berita politik terpopuler di kanal Nasional.

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

14 jam lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

15 jam lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

17 jam lalu

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

LPEI melalui Desa Devisa Gula Aren Maros mengekspor gula aren ke Belanda dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

17 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

1 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

1 hari lalu

4 Nama yang Diusulkan PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur DKI di Pilkada 2024

Siapa saja 4 nama yang diusulkan PDIP di Pilgub DKI?

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

Kementerian Perindustrian merekomendasikan pembukaan kembali pabrik sepatu Bata karena banyak pekerja yang terdampak.

Baca Selengkapnya