Industri Padat Karya Melemah, Ekonom Sarankan Pemerintah Beri Diskon Tarif Listrik 50 Persen

Sabtu, 29 Oktober 2022 20:46 WIB

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau tempat produksi alas kaki saat ekspor di Tangerang Selatan, Banten, Selasa 13 September 2022. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melepas ekspor 6.700 pasang sepatu buatan Indonesia ke Belanda dan diharapkan akan memperkuat rantai pasok dan industri padat karya. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan industri padat karya melemah akibat terjadinya penurunan ekspor. Jika tidak segera ditanggulangi, Bhima memperkirakan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal akan terjadi.

Ia pun menyarankan pemerintah untuk memberikan relaksasi kepada pelaku industri padat karya, salah satunya dengan pemberian diskon tarif listrik. "Diskon tarif listrik bisa diperbesar menjadi 50 persen misalkan di beban puncak," ucapnya saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 29 Oktober 2022.

Menurut Bhima, langkah tersebut bisa menjadi cara agar industri padat karya terselamatkan di tengah ancaman resesi global tahun depan. Adapun penurunan ekspor di industri padat karya terjadi terjadi akibat negara tujuan ekspor terbesar, Amerika Serikat dan Eropa sedang mengalami penurunan daya beli akibat inflasi yang tinggi saat ini.

Bhima menjelaskan industri padat karya rentan terhadap ancaman resesi karena Indonesia hingga kini mesih bergantung pada negara-negara tujuan ekspor tradisional, seperti Amerika Serikat dan Eropa. Di sisi lain, manufaktur tekstil di Indonesia berkaitan kuat dengan penjualan pakaian dari sejumlah merek internasional.

Oleh karena itu, ia juga menyarankan agar mengalihkan pasar ekspor sedang lesu itu ke pasar domestik. "Apalagi konsumsi masyarakat sebenarnya masih sangat besar," ucapnya.

Advertising
Advertising

Selain itu, menurut Bhima pemerintah memberdayakan intelejen pasar untuk memetakan pasar-pasar ekspor alternatif, misalnya ke negara Timur Tengah. Sehingga, penurunan ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa bisa ditanggulangi dengan mengalihkannya ke pasar domestik, maupun pasar alternatif yang dinilai tak terimbas resesi global.

Untuk meningkatkan konsumsi dalam negeri, menurut Bhima, pemerintah bisa memberikan relaksasi pada pajak pertambahan nilai (PPN). Sebab, jika tarif PPN turun masyarakat kelas menengah bisa tergerak untuk membeli produk dari industri padat karya, misalnya pakaian jadi, sepatu, dan lainnya.

Di sisi lain, penambahan bantuan subsidi upah (BSU), khusus para pekerja di sektor padat karya juga bisa membantu meringankan beban pelaku industri. Ia menyarankan agar BSU tidak hanya ditambah nominalnya, tetapi juga jumlah penerimanya.

Baca Juga: Bahlil Lahadalia: Tidak Boleh Ada PHK di Industri Padat Karya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Solo Great Sale 2024 Berhadiah Mobil

3 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Berhadiah Mobil

Kota Solo kembali menghadirkan event Solo Great Sale yang berlangsung selama satu bulan penuh. Berhadiah motor listrik hingga mobil.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

4 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

5 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

5 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Promo Gajian di Yoshinoya, Pepper Lunch, dan HokBen: Diskon 50 Persen hingga Beli 1 Gratis 1

8 hari lalu

Promo Gajian di Yoshinoya, Pepper Lunch, dan HokBen: Diskon 50 Persen hingga Beli 1 Gratis 1

Sejumlah merchant makanan menawarkan ragam promo di pekan terakhir April 2024. Cek daftar lengkap promo tersebut berikut ini.

Baca Selengkapnya

Harga Tiket MotoGP Mandalika Didiskon 50 Persen Selama 26 April hingga 5 Mei 2024

9 hari lalu

Harga Tiket MotoGP Mandalika Didiskon 50 Persen Selama 26 April hingga 5 Mei 2024

Harga tiket ajang MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, didiskon 50 persen selama periode early bird.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

10 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

14 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

14 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya