RI Lirik Pasar Timur Tengah untuk Perkuat Ekspor di Tengah Resesi, Ekonom: Agak Terlambat

Sabtu, 29 Oktober 2022 06:31 WIB

Ilustrasi kapal pengangkut peti kemas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menanggapi rencana Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang ingin menyerbu pasar ekspor Timur Tengah karena daya beli di Amerika Serikat dan Eropa sedang turun. Selain itu, Kemendag mulai melirik pasar Afrika Utara.

Menurut Bhima, langkah Kemendag mencari alternatif pasar baru tersebut terlambat. Sebab saat ini, sudah banyak negara eksportir lainnya yang melirik pasar ekspor yang sama.

"Kalau melihat dari pasar Timur Tengah, banyak juga sekarang pelarian saingan dari Indonesia yaitu Vietnam, Bangladesh. Bahkan dari Etiopia, itu juga mulai merajai pasar Timur Tengah," kata dia melalui pesan pendek pada Jumat, 28 Oktober 2022.

Walau pertumbuhan ekonomi di Timur Tengah dan Afrika Utara mencapai 5,5 persen pada 2022--menyitir data Indonesia Monetary Fund (IMF)--menurut dia strategi Kemendag itu belum tentu berhasil untuk mengatasi melemahnya ekspor di Indonesia. Selain itu, kedua negara diprediksi akan mengalami perlambatan ekonomi menjadi 3 persen.

Baca juga: Impor Turun Nyaris 11 Persen, Mendag: Tekanan Nilai Tukar dan Konsumsi Domestik

Advertising
Advertising

"Jadi itu kita harus lebih cepat bergerak lah. Gunakan itu atase perdagangan, perwakilan kamar dagang yang ada di negara-negara Afrika Utara, Timur Tengah, untuk cari pasar mana yang bisa dijadikan pengalihan ekspor," ucap Bhima.

Adapun komoditas ekspor Indonesia yang mengalami penurunan daya beli adalah industri tekstil, alas kaki, dan garmen. Bhima menilai, profil industri tersebut banyak yang bersifat outsourcing dari merek internasional. Maka, kebijakan untuk pengalihan pasar akan sangat bergantung pada merek internasional.

Bhima kemudian menyarankan agar pemerintah membuat strategi berkomunikasi yang baik dengan merek-merek tersebut supaya mereka tetap memilih Indonesia sebagai basis produksi. Lebih lanjut, Bhima pun menyoroti faktor kualitas produk dan selera masyarakat di Timur Tengah. Ia menilai dua faktor itu berbeda dengan konsumen di Eropa dan Amerika. Karenanya, Indonesia memerlukan watu untuk merengkuh pasar tersebut.

"Barang atau baju Amerika dan Eropa tentu warnanya atau jenis kainnya memiliki perbedaan. Ada karakter khusus. Nah, ini mungkin perlu mendapatkan perhatian juga," tuturnya.

Di sisi lain, menurutnya, pemerintah harus konsisten memberikan berbagai relaksasi untuk mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) atas imbas dari penurunan ekspor itu. Misalnya, menaikan subsidi upah untuk sektor-sektor tersebut. Kemudian, pemerintah perlu memberi insentif pajak dan relaksasi. Ia pun memperingatkan harus ada pengendalian impor produk-produk di sektor yang terdampak.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengutarakan niat pemerintah untuk mendorong pembukaan pasar ekspor ke Timur Tengah, Afrika, Eropa Timur, Asia Selatan, dan Asia Tengah. Menurutnya, kawasan-kawasan itu selama ini belum banyak dijajaki oleh Indonesia.

Alternatif pasar ekspor itu terbuka di tengah esesi global. Zulkifli Hasan menyatakan resesi adalah kesempatan bagi Indonesia untuk menyerbu pasar negara-negara yang dinilai kuat menghadapi krisis.

RIANI SANUSI PUTRI

Baca juga: Mendag Zulhas Sebut RI Incar Pasar Non-Tradisional Asia Selatan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

6 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

12 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

20 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

1 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Sidak Pabrik Baja Ilegal di Cikande Serang, Tak Sesuai SNI Senilai Rp 257 Miliar

2 hari lalu

Zulkifli Hasan Sidak Pabrik Baja Ilegal di Cikande Serang, Tak Sesuai SNI Senilai Rp 257 Miliar

Zulhas menyebut pabrik itu memproduksi sebanyak 3.608.263 batang baja seberat 27.078 ton.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Zulhas Prediksi Harga Bawang Merah Turun dalam Waktu Sepekan

3 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulhas Prediksi Harga Bawang Merah Turun dalam Waktu Sepekan

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas yakin harga bawang merah akan kembali normal dalam kurun waktu seminggu ke depan.

Baca Selengkapnya