TEMPO.CO, Jakarta - Nilai impor Indonesia per September 2022 turun 10,58 persen menjadi US$ 19,81 miliar secara bulanan. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menduga penurunan nilai impor dipengaruhi oleh terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Gejolak nilai tukar ini membuat nilai barang semakin mahal. "Selain itu, penurunan impor turut disebabkan oleh menurunnya konsumsi domestik," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Rabu, 19 Oktober 2022.
Ia merujuk pada Indeks Penjualan Riil (IPR) Bank Indonesia. Tercatat konsumsi domestik terkontraksi 0,9 persen secara bulanan. Selain itu, terjadi pelemahan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menjadi 124,7 pada September 2022.
Adapun penurunan kinerja impor pada September 2022 dipicu oleh melorotnya impor nonmigas sebesar 11,21 persen secara bulanan. Impor migas pun turun 7,44 persen ketimbang bulan sebelumnya.
Baca juga: Mendag Zulhas: RI Buka Pasar Ekspor Baru ke Asia Selatan hingga Eropa Timur
Ia mengungkapkan penurunan nilai impor pada September 2022 terjadi pada seluruh golongan. Penurunan terdalam dialami oleh impor barang konsumsi. Nilainya anjlok 14,13 persen, diikuti bahan baku/penolong yang turun 11,07 persen, dan barang modal turun 6,39 persen.
Zulkifli menyatakan barang konsumsi yang amblek signifikan antara lain daging hewan (HS 02) turun 19,56 persen dan susu, mentega, dan telur (HS 04) turun 33,30 persen. Sedangkan impor barang modal yang turun adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85). Nilai impor kelompok itu turun 11,45 persen. Kemudian, impor mesin/peralatan mekanis dan bagiannya (HS 84) turun 6,65 persen.
Sedangkan impor bahan baku/penolong yang turun adalah garam, belerang, batu dan semen (HS 25) sebanyak 41,03 persen. Kelompok pupuk (HS 31) turun 38,64 persen; besi dan baja (HS 72) turun 25,57 persen. Lalu, aluminium dan barang daripadanya (HS 76) turun 24,06 persen; bahan bakar mineral (HS 27) turun 20,84 persen; serta plastik dan barang dari plastik (HS 39) turun 16,72 persen.
Namun, impor pada September 2022 tercatat masih meningkat sebesar 22,01 persen bila dibandingkan secara tahunan ketimbang September 2021. Sementara secara kumulatif, total impor pada periode Januari hingga September 2022 sebesar US$ 179,49 miliar. Nilai impor kumulatif naik 28,93 persen.
Menurut Zulkifli, pertumbuhan tersebut didorong oleh naiknya impor nonmigas sebesar 21,68 persen dan melonjaknya impor migas sebesar 80,21 persen.
RIANI SANUSI PUTRI
Baca juga: Mendag Zulhas: RI Buka Pasar Ekspor Baru ke Asia Selatan hingga Eropa Timur
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini