Pakar UGM Usul Energi Nuklir untuk Atasi Masalah Kapasitas Transisi EBT

Kamis, 20 Oktober 2022 15:17 WIB

Pekerja beraktivitas di dalam reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang akan dibongkar di Muelheim-Kaerlich, Jerman, 22 Mei 2017. Jerman berencana beralih dan berfokus pada penggunaan sumber energi terbarukan sebagai pengganti nuklir. REUTERS/Thilo Schmuelgen

TEMPO.CO, Jakarta -Ekonom Universitas Gadjah Mada atau UGM Fahmy Radhi mengatakan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2022 tentang percepatan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) untuk penyediaan tenaga listrik cukup komprehensif. Namun dia menilai implementasinya akan menimbulkan masalah yang harus di atasi.

“Misalnya penetapan harga beli EBT ke PT PLN lagi. Ini ada semacam trade off kalau dipenuhi harga sesuai dengan harga keekonomian, pengusaha akan menaikkan harga pokok produksi penyediaan listrik dan ini akan berpengaruh terhadap tarif listrik. Sehingga akan menambah beban kalau tarif dinaikan misalnya,” ujar dia dalam acara virtual Tempo Energy Day 2022 pada Rabu, 19 Oktober 2022.

Fahmy mengusulkan agar pengusaha diberikan subsidi, sehingga menerima sesuai dengan harga keekonomian jadi tarifnya tidak naik dan beban itu dialihkan pada subsidi. Dia menilai itu adalah hal yang biasa, karena memang dalam rangka untuk mendorong pemanfaatan BT, tanpa itu wirausaha akan kurang berminat.

Sementara jika semua diserahkan ke PT PLN, Fahmy meyakini PT PLN tidak akan mampu. “Saya katakan Perpres ini sudah bagus sangat komprehensif, tapi dalam implementasinya itu akan menghadapi tantangan, permasalahan yang harus di atasi,” ucap dia.

Sedangkan masalah kapasitas pembangkit EBT yang sifatnya intermittent bisa diatasi dengan penggunaan energi nuklir. Menurut Fahmy, Indonesia memiliki uranium dan Presiden Joko Widodo alias Jokowi juga sudah memberikan sinyal untuk mengembangkan energi nuklir

Advertising
Advertising

Hanya saja, Fahmy berujar, permasalahannya ada pada rencana energi nasional, di mana nuklir ditempatkan pada prioritas terakhir. Dia mengusulkan hal itu harus diubah, dan menempatkan energi nuklir pada prioritas yang harus dikembangkan. “Bagi Indonesia negara kepulauan yang terbesar ini penggunaan nuklir itu sangat wajar,” katanya.

Namun, Fahmy menambahkan, masalahnya adalah public aqseptence-nya masih rendah dan penolakan dari masyarakat masih besar. Dia mengatakan masalah itu bisa ditempuh dengan melakukan publik komikasi, edukasi, dan sebagainya, termasuk teknologi yang digunakan juga harus dikembangkan

Fahmy bercerita bahwa dirinya pernah ke Rusia dan melihat simulasi tentang pengamanan dalam pemanfaatan energi nuklir supaya tidak terjadi kecelakaan dan standarnya itu zero apcidence. Jika teknologi itu digunakan, maka bisa dikomunikasikan kepada DPR dan masyarakat bahwa saat ini teknologi nuklis sudah aman

“Nah itu salah satu solusi untuk mengatasi dari pembangkit intermitten, kapasitas terbatas maka solusinya adalah nuklir,” kata Fahmy.

Berita terkait

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

1 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

PLN dan Huawei Bekerja Sama dalam Proyek JIC, Dukung Transformasi Energi

3 hari lalu

PLN dan Huawei Bekerja Sama dalam Proyek JIC, Dukung Transformasi Energi

PT PLN (Persero) dan PT Huawei Tech Investment berkolaborasi dalam Joint Innovation Center (JIC). Proyek itu untuk memperkuat transformasi digital.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

10 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

12 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Tony Blair Temui Jokowi, Bahas Rencana Investasi Energi di IKN

15 hari lalu

Tony Blair Temui Jokowi, Bahas Rencana Investasi Energi di IKN

Jokowi dan Tony Blair mengadakan pertemuan di Istana Kepresidenan hari ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Presiden ADB di AS, Bahas Transisi Energi dan Pensiun Dini PLTU Batu Bara

16 hari lalu

Sri Mulyani Temui Presiden ADB di AS, Bahas Transisi Energi dan Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Dalam pertemuan itu, keduanya membahas kelanjutan kerja sama transisi energi dan uji coba pemensiunan dini pembangkit listrik tenaga batu bara.

Baca Selengkapnya

KPK Minta PLN Transparan dalam Pengadaan Barang dan Jasa Program Transisi Energi karena Rentan Korupsi

26 hari lalu

KPK Minta PLN Transparan dalam Pengadaan Barang dan Jasa Program Transisi Energi karena Rentan Korupsi

KPK mengawal program transisi energi yang dijalankan PT PLN Persero agar terhindar praktik-praktik korupsi.

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

35 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya