Ancaman Resesi 2023, Harga Makanan dan Minuman Bakal Naik Hingga 7 Persen

Kamis, 20 Oktober 2022 05:29 WIB

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adinegara memperkirakan sektor industri makanan dan minuman tumbuh di atas 10 persen tahun depan. Sektor ini akan terdorong belanja politik hingga 2019 mendatang. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman memprediksi tahun depan akan terjadi kenaikan harga di industri makanan dan minuman karena beberapa faktor. Salah satu penyebabnya adalah resesi yang disebut-sebut bakal terjadi pada tahun 2023.

"Persediaan masih oke, cuma masalahnya memang harga. Saya perkirakan harga-harga tahun depan akan meningkat 5 sampai 7 persen," kata Adhi saat ditemui di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang pada Rabu, 19 Oktober 2022.

Faktor yang mempengaruhi kenaikan harga itu adalah situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina maupun Cina dan Taiwan yang belum menentu. Ia menilai perang akan mempengaruhi sektor pertanian maupun energi. Konflik Cina dan Taiwan pun sempat membuat pengiriman bahan pangan agak terlambat bahan makanan pangan, seperti asam sitrat, biji-bijian, dan bawang.

"Tapi dengan gangguan itu, kita untung karena kita punya hubungan bayak negara," ucapnya. Contohnya, kata dia, soal gandum. Ukraina yang tadinya memasok 16 hingga 17 persen ke Indonesia pada 2021, pada 2022 hampir tersisa 5 ribu ton saja. Beruntungnya, Indonesia memiliki hubungan perdagangan yang baik dengan negara-negara penghasil gandum lainnya seperti Australia, Argentina, Amerika, dan India.

Menurut Adhi, yang perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah mendorong subtitusi atau alternatif pengganti bahan pokok yang selama ini konsumsi dalam negerinya cukup tinggi. Misalnya beras dan gandum. Di sisi lain, pemerintah perlu juga mewaspadai dan mengantisipasi komoditas biji-bijian dan bawang karena harganya akan tinggi.

Advertising
Advertising

Ia semakin yakin akan prediksinya, terlebih kenaikan harga BBM hampir berpengaruh kepada kenaikan harga makanan dan minuman. "Nah kita akan review harga akhir tahun ini atau awal tahun. Perkiraan saya tetap kamungkinan akan naik 5 sampai 7 persen," ucap Adhi.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim Indonesia telah melakukan pengendalian inflasi dengan cukup baik. Ia merujuk pada level inflasi saat ini yang berada di level 5,9 persen.

Selanjutnya: Airlangga klaim Indonesia punya daya tahan cukup terhadap krisis pangan.

<!--more-->

Menurut Airlangga, langkah pemerintah sudah tepat, yakni mendorong kolaborasi antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Langkah lain yang dinilai berhasil adalah meningkatkan resiliensi Indonesia terhadap ancaman resesi global, penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik untuk tematik ketahanan pangan. Ditambah pemanfaatan 2 persen Dana Transfer Umum (DTU) untuk membantu sektor transportasi dan tambahan perlindungan sosial.

Airlangga menyatakan telah memprioritaskan ketahanan pangan dengan menjaga ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga-harga pangan. Ia pun menilai Indonesia beruntung karena produksi beras dalam negeri selama tiga tahun terakhir mencapai 31 juta ton.

Selain itu, ia pun mengklaim Indonesia memiliki daya tahan yang cukup terhadap krisis pangan. "Karena dalam 3 tahun terakhir juga kita tidak melakukan impor beras," katanya. Di sisi lain, menurut dia, Indonesia juga relatif tidak mengimpor jagung dan bahkan mengalami surplus jagung selama beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, sejumlah lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2023 ketika terjadi resesi akan berada pada kisaran 2,3 persen hingga 2,9 persen. Proyeksi tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2022 yang berada pada kisaran 2,8 persen hingga 3,2 persen. Hal itu terjadi lantaran adanya ketidakpastian akibat the perfect storm.

Baca juga: Ancaman Resesi 2023, Chatib Basri Beberkan Apa Saja yang Akan Dialami Indonesia

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

3 jam lalu

Mendag Zulhas Tegaskan Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan soal Barang Bawaan Impor

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan bakal menegakkan aturan soal pelaku usaha jasa titip atau jastip yang berbelanja barang titipan orang lain dari luar negeri. Ia meminta agar Bea Cukai menertibkan pelaku usaha jastip yang masih bandel terhadap aturan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

4 jam lalu

Revisi Permendag 7/2024, Menteri Zulhas Pastikan Impor Tepung Terigu dan Pelumas Tidak Lagi Dibatasi

Untuk beberapa komoditas bahan baku industri, aturan dikembalikan lagi ke Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

4 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

4 jam lalu

Mendag Zulhas Jamin Permendag Pengaturan Impor untuk Selesaikan Barang Kiriman PMI yang Masih Tertahan

Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan alias Zulhas memastikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 yang mulai berlaku hari ini, bisa dipakai untuk penyelesaian kasus-kasus penyitaan barang kiriman dari pekerja migran Indonesia atau PMI yang masih tertahan.

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

7 jam lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

9 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

11 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya