Pakar UGM Pesimistis PLTU Bakal Pensiun Dini, Ini Sebabnya

Rabu, 19 Oktober 2022 19:59 WIB

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 di Tanjung Lalang, Tanjung Agung, Muara Enim, Sumatera Selatan, Selasa 16 November 2021. Progres pembangunan PLTU mulut tambang terbesar di Asia Tenggara ini memiliki kapasitas 2 X 660 Megawatt telah mencapai 92,84 persen dan ditargetkan dapat selesai pada 7 Maret 2022 mendatang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Gadjah Mada atau UGM Fahmy Radhi pesimistis Indonesia bisa membuat pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara pensiun dini. Alasannya adalah karena penggantinya yaitu energi baru terbarukan (EBT) belum siap diterapkan.

"Terus terang saya pesimistis (PLTU bisa dipensiundinikan). Sampai sekarang PT PLN juga dunia usaha belum melakukan transisi. Kalau kita lihat target pencapaian bauran energi itu kan baru 16 persen, sementara targetnya itu 23 persen apakah pada tahun 2025 ini akan tercapai?" ujar dia dalam acara virtual Tempo Energy Day 2022 pada Rabu, 19 Oktober 2022.

Fahmy menilai secara teknis pun transisi ke EBT juga akan menimbulkan masalah baru karena kapasitas produksi tidak sama. Dia mencontohkan, misalnya sudah siap menggunakan EBT, maka kapasitas produksi juga harus sesuai dengan yang PLTU yang dipensiunkan tadi.

Baca: Pelaku Usaha Bicara Kesiapan dan Tantangan Transisi Energi Terbarukan RI

Dia juga mengkritisi langkah PLN yang menjual salah satu PLTU batu bara ke Bukit Asam baru-baru ini. Menurut Fahmy, PLN bukan mengurangi penggunaan PLTU batu bara atau memansiunkan, tapi hanya memindahkan beban saja ke Bukit Asam karena masih menggunakan energi kotor.

Advertising
Advertising

"Sehingga secara total itu tidak akan tercapai juga pengurangan atau pengalihan dari PLTU yang menggunakan batu bara, hanya dipindahkan ke Bukit Asam. Ini saya kira kalau tujuannya adalah untuk mengurangi PLTU energi batu bara juga tidak tepat juga. Itu yang mebuat saya terus terang pesimistis," ucap Fahmy.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2022 tentang percepatan pengembangan energi terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan beleid tertarikh 13 September 2022 itu memuat ketentuan khusus.

Salah satunya, kata dia, bagaimana Indonesia memprioritaskan pembangkit listrik yang berbasis energi terbarukan. Selain itu, menghentikan pembangunan pembangit listrik tenaga uap (PLTU).

<!--more-->

“Di dalam Perpres ini disebutkan secara jelas bahwa Indonesia tidak akan membangun PLTU yang baru, kecuali ada berapa yang di situ disebutkan. Kecuali yang sudah dalam rencana,” ujar dia dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 7 Oktober 2022.

Sehingga, dia melanjutkan, pembangunan PLTU yang sudah ada di dalam proyek strategis nasional, yang memberikan kontribusi strategis besar secara nasional, tetap dilaksanakan. “Di belakangnya juga disebutkan bahwa dalam waktu 10 tahun kompensasi emisi gas rumah kacanya harus turun minimal 35 persen,” tutur Dadan.

Dalam Perpres Nomor 112 Tahun 2022 disebutkan rincian PLTU yang telah ditetapkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sebelum berlakunya Peraturan Presiden ini. Aturan tersebut termaktub dalam Pasal 3 ayat 4 huruf a. Dalam beleid tersebut, Jokowi mengecualikan pelarangan pengembangan PLTU baru untuk kondisi tertentu.

Pertama, PLTU terintegrasi dengan industri yang dibangun berorientasi untuk peningkatan nilai tambah sumber daya alam, termasuk proyek stratregis nasional (PSN) yang berkontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja atau pertumbuhan ekonomi nasional.

Kedua, PLTU yang berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca minimal 35 persen dalam jangka waktu 10 tahun sejak pembangkit itu beroperasi. Patokan dasar yang digunakan ialah rata-rata emisi PLTU di Indonesia pada 2021 melalui pengembangan teknologi, carbon offset, dan/atau bauran energi terbarukan. Ketiga, PLTU yang beroperasi paling lama sampai 2050.

Baca juga: Terkini Bisnis: Jokowi Sebut Wajib Bersyukur Ekonomi Tumbuh, Chatib Basri Beberkan Risiko Resesi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

5 jam lalu

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon siap tunjukan proses pengelolaan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

7 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Contoh Energi Terbarukan yang Menyimpan Cadangan Tak Terhingga

9 jam lalu

Contoh Energi Terbarukan yang Menyimpan Cadangan Tak Terhingga

Energi terbarukan akan ada sepanjang masa, jika dimanfaatkan dan digunakan dengan tepat. Simak contoh-contoh yang termasuk dalam energi terbarukan.

Baca Selengkapnya

Hari Susu Dunia, UGM Siap Pecahkan Rekor MURI Minum 11.690 Susu oleh Mahasiswa

9 jam lalu

Hari Susu Dunia, UGM Siap Pecahkan Rekor MURI Minum 11.690 Susu oleh Mahasiswa

Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) siap pecahkan rekor MURI minum 11.690 susu oleh mahasiswa pada peringatan hari susu sedunia.

Baca Selengkapnya

UKT Prodi Kedokteran Mahal: Berikut Besaran UKT Secara Umum di 5 Kampus

14 jam lalu

UKT Prodi Kedokteran Mahal: Berikut Besaran UKT Secara Umum di 5 Kampus

UKT bagi mahasiswa Kedokteran dikenal paling mahal di antara jurusan lain. Ternyata hal ini bergantung pada kebutuhan terhadap alat praktik, lokasi kampus, dan lainnya.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

16 jam lalu

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Negeri yang Mengalami Kenaikan Biaya Kuliah di 2024

1 hari lalu

5 Kampus Negeri yang Mengalami Kenaikan Biaya Kuliah di 2024

Kenaikan biaya kuliah itu menuai protes dari kalangan mahasiswa, seperti UGM, Unsoed, dan ITB.

Baca Selengkapnya

UGM Sediakan Kuota 1.010 Calon Mahasiswa untuk 26 Prodi Jalur International Undergraduate Program

1 hari lalu

UGM Sediakan Kuota 1.010 Calon Mahasiswa untuk 26 Prodi Jalur International Undergraduate Program

UGM menyediakan kuota 1.010 calon mahasiswa baru melalui jalur International Undergraduate Program (IUP) pada 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

1 hari lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya