Terpopuler Bisnis: Prediksi Tony Blair untuk Ekonomi RI, IKN Bukan Sekedar Pindah Fisik
Reporter
Tempo.co
Editor
Martha Warta Silaban
Rabu, 19 Oktober 2022 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Selasa, 18 Oktober 2022 dimulai dengan Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menyebut Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat dunia.
Kemudian informasi Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemindahan Ibu Kota Negara atau IKN bukan pemindahan fisik, tapi yang ingin dibangun adalah budaya kerja baru, mindset baru, dan ekonomi baru.
Selain itu berita tentang Menteri Keuangan Indonesia periode 2013-2014, Muhammad Chatib Basri, menjelaskan prediksi kondisi ekonomi Amerika Serikat tahun depan. Berikut ringkasan dari ketiga berita tersebut:
1. Tony Blair Sebut RI Bisa Jadi Negara dengan Perekonomian Terbesar Keempat
Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menyebut Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat dunia. Ia mengakui Indonesia memiliki pelbagai keunggulan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Keunggulan tersebut mencakup sumber daya alam, talenta digital, dan aspek demografi. "Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan agenda reformasi besarnya," kata Tony dalam SOE International Conference di Nusa Dua, Bali, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 18 Oktober 2022.
Mantan Perdana Menteri Inggris Raya itu pun berharap Indonesia bisa menjadi salah satu negara terkemuka di dunia. Sebab, kemampuan Indonesia didukung pula oleh keunggulan dalam aspek kepemimpinan strategis dan kuat.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
2. Pre Market Proyek IKN, Jokowi: Pindah Ibu Kota Bukan Soal Fisik tapi Budaya Kerja Baru
Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan bahwa pindah Ibu Kota Negara atau IKN bukan sekadar memindah gedung kementerian, Istana Presiden, atau memindahkan gedung Istana Wakil Presiden. Menurut dia, pemindahan ini bukan fisik, tapi yang ingin dibangun adalah budaya kerja baru, mindset baru, dan ekonomi baru.
"Indonesia sebagai negara besar harus berani melangkah punya agenda besar, ini demi kemajuan negara. Jika kita tidak berani transformasi dari sekarang sampai kapan pun kita akan sulit jadi negara maju dan untuk keberlanjutan IKN Nusantara," ujar Jokowi dalam acara Pre Market Sounding Proyek Ibu Kota Negara di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, pada Selasa, 18 Oktober 2022.
Kepala Negara meminta semua investor tidak perlu ragu dan bimbang, karena payung hukumnya sudah jelas yaitu UU Nomor 3 Tahun 2022. Aturan itu telah disetujui 93 persen dari fraksi-fraksi di DPR. "Kurang apa lagi? Kalau masih ada yang belum yakin jadi kurang apa lagi? Tidak perlu lagi untuk dipertanyakan," ucap Jokowi.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
3. Eks Menkeu Chatib Basri Ungkap Amerika Butuh Resesi, Apa Alasannya?
Menteri Keuangan Indonesia periode 2013-2014, Muhammad Chatib Basri, menjelaskan prediksi kondisi ekonomi Amerika Serikat tahun depan. Beberapa hari lalu, kata dia, angka core inflation Amerika Serikat diumumkan lebih tinggi daripada yang diperkirakan, bahkan core inflation di bulan September itu lebih tinggi daripada bulan Agustus.
“Implikasinya adalah saya bisa memperkirakan bahwa mungkin dalam Federal Open Markets Committee (FOMC) meeting nanti The Fed akan secara agresif menaikkan bunga. Sehingga kemungkinan bahwa kenaikan fed fund rate 75 basis poin itu cukup besar, lalu akan naik lagi nanti mungkin 50 basis poin pada Desember,” kata dia.
Chatib menilai dengan kondisi seperti ini maka implikasinya adalah bukan tidak mungkin bahwa ekonomi Amerika akan memasuki resesi. Dan ini sebetulnya adalah sesuatu yang secara natural memang harus dilakukan karena pasar tenaga kerja di Amerika itu sangat ketat sekarang.
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca Juga: Eks PM Inggris Ramalkan China Geser Dominasi Barat, Dampak Perang Ukraina
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.