Krisis Pangan, FAO: 970 Ribu Orang Terancam Kelaparan pada 2022

Jumat, 14 Oktober 2022 18:57 WIB

Warga tengah beraktifitas di depan rumah mereka di pinggiran rel kereta kawasan Kampung Bandan, Jakarta, Kamis 30 Juni 2022. Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem. Inpres ini diterbitkan untuk mencapai target untuk menghapus kemiskinan ekstrem pada 2024. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menyatakan hanya dalam waktu dua tahun, jumlah penduduk yang masuk kategori rentan kelaparan meningkat. Pada 2019, jumlah masyarakat rawan pangan tercatat sebanyak 135 juta orang, kemudian angka itu naik menjadi 193 juta pada 2021.

FAO memperkirakan hingga akhir 2022, kondisinya akan semakin buruk. "Sekitar 970 ribu orang diperkirakan akan hidup dalam kondisi kelaparan di lima negara, yaitu Afghanistan, Ethiopia, Somalia, Sudan Selatan, dan Yaman," ujar Rajendra Aryal Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste melalui keterangan tertulis pada Jumat, 14 Oktober 2022.

Angka tersebut sepuluh kali lebih banyak dari enam tahun lalu ketika hanya dua negara yang masyarakatnya menghadapi kondisi serupa. Sementara itu, FAO mencatat 3,1 miliar orang di seluruh dunia masih tidak mampu membeli makanan yang sehat.

Menghadapi kondisi tersebut, Aryal berujar petani kecil dan nelayan harus diberdayakan sebagai pusat transformasi sistem pertanian pangan global. Namun seiring dengan itu menurutnya, Indonesia membutuhkan sistem pekerjaan dan layanan di perdesaan yang lebih layak. Pemerintah, kata dia, harus berupaya lebih jauh untuk mengakhiri pekerja anak dan mendorong kesetaraan gender demi mendukung masyarakat di perdesaan.

Baca juga: WFP Ingatkan 50 Juta Orang di Dunia di Ambang Kelaparan

Advertising
Advertising

"Sebab masyarakat desa merupakan penjaga sebagian besar keanekaragaman hayati bumi," ucap Aryal.

Di sisi lain, FAO melihat perlu ada perubahan sistem pertanian dan pangan agar menjadi lebih efisien, inklusif, tangguh, dan lebih berkelanjutan. Tujuannya agar produksi, nutrisi, dan lingkungan kehidupan menjadi lebih baik. Sebab, pertanian dinilai sebagai salah satu intervensi kemanusiaan yang paling hemat biaya.

Aryal pun berharap negara-negara anggota G20 segera bertindak untuk menggalang solidaritas bagi negara-negara yang rentan mengalami krisis pangan. Indonesia sebagai Preisdensi G20 tahun ini berkesempatan mengajak negara-negara lainnya untuk menguatkan solidaritas dengan negara-negara yang lebih rentan.

“Fokusnya harus mendukung negara-negara yang berisiko kelaparan dan kekurangan gizi ,” kata Aryal.

Negara-negara anggota G20, Aryal melanjutkan, juga perlu bekerja sama dengan lembaga-lembaga pembiayaan internasional untuk meningkatkan likuiditas dan ruang fiskal. Sehingga, mereka dapat memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat termiskin.

"Kita harus selalu ingat bahwa setidaknya dua dari setiap tiga orang yang mengalami kelaparan ekstrem adalah produsen makanan skala kecil dari daerah pedesaan, yang membutuhkan dukungan kita untuk membantu mewujudkan transformasi sistem pertanian dan pangan," ucapnya.

RIANI SANUSI PUTRI

Baca juga: Jokowi: 19.600 Orang Mati Kelaparan Setiap Hari di Dunia

Berita terkait

Konservasi Indonesia Ajak Swasta Wujudkan Visi BIRU

7 jam lalu

Konservasi Indonesia Ajak Swasta Wujudkan Visi BIRU

Konservasi Indonesia (KI), Conservation International (CI), Kura-Kura Bali, dan MAPCLUB meresmikan program BIRU.

Baca Selengkapnya

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

1 hari lalu

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

Dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima OCHA untuk mengatasi kelaparan di Sudan.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis Hambat Bantuan ke Gaza!

2 hari lalu

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis Hambat Bantuan ke Gaza!

Menlu Retno Marsudi menilai bantuan kemanusiaan ini sangat diperlukan masyarakat Gaza saat ini.

Baca Selengkapnya

Satgas Pangan TNI Dukung Program Pompanisasi Kementan

4 hari lalu

Satgas Pangan TNI Dukung Program Pompanisasi Kementan

Program ini memungkinkan Indonesia mandiri untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Bantuan Beras Langkah Konkret Ringankan Beban Masyarakat: Patut Disyukuri Lho

4 hari lalu

Jokowi Sebut Bantuan Beras Langkah Konkret Ringankan Beban Masyarakat: Patut Disyukuri Lho

Menurut Jokowi di semua negara sekarang menghadapi kesulitan karena kenaikan harga pangan

Baca Selengkapnya

Regal Springs Indonesia Bersama FAO dan IPB University Menggagas Transformasi Blue Food, Ini Penjelasannya

8 hari lalu

Regal Springs Indonesia Bersama FAO dan IPB University Menggagas Transformasi Blue Food, Ini Penjelasannya

Transformasi Blue Food digagas Regal Springs Indonesia bersama FAO dan IPB Universityang menggagasnya. Apa tujuannya?

Baca Selengkapnya

Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

9 hari lalu

Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

Kepala Badan Pangan Nasional atau Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan akan perbaiki masa simpan pangan.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Depok Bantu Gibran Bocah Viral Karena Kelaparan di Bogor

9 hari lalu

Polres Metro Depok Bantu Gibran Bocah Viral Karena Kelaparan di Bogor

Polres Metro Depok memberikan bantuan ke Gibran bocah di Bogor yang viral karena kelaparan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

11 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

11 hari lalu

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

TikToker asal Depok diancam dipenjarakan akibat video memberi makan bocah yang kelaparan di Desa Rawa Panjang, Kabupaten Bogor viral di media sosial.

Baca Selengkapnya