Sri Mulyani: Sepertiga Negara di Dunia Alami Kesulitan karena Beban Utang

Selasa, 11 Oktober 2022 21:19 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis 17 Februari 2022. Pertemuan yang berlangsung pada 17-18 Februari 2022 itu merupakan rangkaian pertemuan di Jalur Keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia yang membawa enam agenda prioritas, yakni exit strategy untuk mendukung pemulihan yang adil, pembahasan scarring effect untuk mengamankan pertumbuhan masa depan, sistem pembayaran di era digital, keuangan berkelanjutan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/POOL

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sepertiga negara di dunia akan mengalami tekanan ekonomi global dalam 4-6 bulan mendatang. Tekanan ekonomi itu ia diskusikan bersama Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva.

"Sepertiga negara di dunia akan mengalami tekanan ekonomi dalam 4-6 bulan ke depan, baik karena kesulitan akibat beban utang yang tinggi, ditambah lemahnya fundamental makroekonomi dan isu stabilitas politik," kata Sri Mulyani seperti keterangan yang ia bagikan lewat media sosial Instagram resminya, Selasa, 11 Oktober.

Sri Mulyani bersamuh dengan Georgieva dalam lawatannya ke Washington D.C. Keduanya mendiskusikan perkembangan terkini mengenai ekonomi global dan membagi kekhawatiran yang sama perihal kondisi banyak negara. Ia bilang dunia saat ini memang sedang tidak baik-baik saja.

"Ini terjadi tidak saja di negara berkembang, namun juga kondisi di banyak negara maju," ucapnya.

Sri Muyani melanjutkan, untuk menghadapi kondisi global saat ini, ia dan IMF sepakat negara-negara di dunia perlu memiliki mekanisme untuk mitigasi risiko terjadinya resesi. Terutama, jika resesi global itu berlanjut.

Advertising
Advertising

Mekanisme tersebut, kata Sri Mulyani, adalah sistem diterima oleh semua negara, baik negara maju dan negara berkembang. Salah satunya membuat bantalan agar negara-negara yang mengalami kesulitan dapat dibantu dan tidak terperosok ke jurang krisis dan resesi ekonomi yang lebih dalam.

Meski demikian, Sri Mulyani menyatakan Georgieva memberikan apresiasi kepada Indonesia yang meraih pertumbuhan tinggi. Kondisi politik Indonesia, tutur dia, stabil. Fundamental ekonomi negara pun kuat di tengah kondisi yang berat.

"Indonesia akan terus aktif mendukung dirumuskannya opsi-opsi dan langkah konkret untuk memitigasi risiko multi krisis saat ini," katanya.

Baca juga: Risiko Resesi Global Meningkat, Bos IMF: Dukungan Fiskal Harus Tepat Sasaran

Sri Mulyani Indrawati menghadiri berbagai pertemuan penting dalam kunjungan kerja ke Washington D.C., Amerika Serikat pada 10-16 Oktober 2022. Hari ini, Menkeu menjadi pembicara utama dalam sesi dialog kunci yang merupakan kolaborasi G20 dengan Think20, dalam rangkaian Toward G20 Summit Special Event dengan tema “Infrastructure Development Through Innovation and Collaborative Financing: Toward Greater Inclusivity and Productivity”.

Dia juga melakukan pertemuan bilateral secara terpisah dengan dua pimpinan bank pembangunan multilateral, Presiden Grup Bank Dunia (WBG) David Malpass dan IMF.
Sri Mulyani dalam pidato kuncinya menyampaikan pentingnya kolaborasi dalam penyelesaian masalah global seperti pandemi dan perubahan iklim, termasuk pembiayaan dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Dia menyampaikan pentingnya mekanisme keuangan berkelanjutan untuk negara-negara G20 untuk berkontribusi.

Selanjutnya, semua lembaga termasuk MDB juga digunakan untuk mengurangi risiko dan memobilisasi lebih banyak dana. Secara khusus, Presidensi G20 Indonesia mendorong agar dukungan pendanaan pembangunan dapat ditingkatkan, terutama melalui peningkatan kapasitas MDB, termasuk lewat reviu kerangka kecukupan modal.

Selanjutnya dalam pertemuan bilateral, Sri Mulyani dan Presiden Malpass membahas mengenai perkembangan ekonomi global terkini dan outlook, tensi geopolitik, isu G20, dan isu iklim. Selain itu, pertemuan ini juga membahas progres pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi Covid-19, upaya pengendalian inflasi, serta dukungan Bank Dunia bagi Indonesia untuk reformasi perpajakan dan sektor keuangan.

Baca juga: Jika Ekonomi Tak Tumbuh 6 Persen, RI Bisa Disalip Filipina dan Vietnam Jadi Negara Maju

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

19 jam lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

22 jam lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

1 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Bocorkan Kandidat Menteri Keuangan Kabinet Prabowo-Gibran, Siapa Paling Kuat?

1 hari lalu

Faisal Basri Bocorkan Kandidat Menteri Keuangan Kabinet Prabowo-Gibran, Siapa Paling Kuat?

Sejumlah nama besar masuk dalam bursa calon menteri keuangan untuk kabinet Prabowo-Gibran. Dua sosok dinilai cukup kuat

Baca Selengkapnya

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

2 hari lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

2 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

2 hari lalu

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan kepada Presiden Jokowi terkait sorotan publik terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

2 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan Bea Cukai di era pesatnya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

3 hari lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

3 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya