BPS Sebut Kenaikan Harga Bensin Sebabkan Inflasi Tahunan 5,95 Persen

Senin, 3 Oktober 2022 13:45 WIB

Antrian kendaraan mengisi BBM di sebuah SPBU di Jakarta, Jumat 16 September 2022. Efek naiknya BBM ini memang sangat terasa. Disamping harga yang semakin tinggi, antrian di SPBU juga semakin mengular. Antrian diduga karena harga BBM eceran sudah tidak bisa bersahabat dan tidak semua pom mini menjual pertalite. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebutkan bahwa bensin menjadi pemicu inflasi hingga mencapai 5,95 persen pada September 2022 secara tahunan atau year-on-year(yoy).

Komoditas bensin pada September mengalami inflasi mencapai 31,9 persen atau melonjak dari Agustus yang sebesar 5,75 persen.

Inflasi tahunan 5,95 persen utamanya dikontribusikan oleh komponen harga yang diatur pemerintah dengan andil 2,35 persen,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin 3 Oktober 2022..

Selain bensin, solar turut mengalami inflasi mencapai 33,01 persen pada September dengan andil terhadap inflasi keseluruhan sebesar 0,04 persen.

Komoditas lain yang turut menyumbang inflasi September adalah tarif angkutan dalam kota dengan inflasi sebesar 49,66 persen dan andil 0,39 persen serta inflasi tarif kendaraan roda dua online 5,25 persen dengan andil 0,03 persen.

Kemudian inflasi angkutan udara sebesar 49,66 persen sehingga memberi andil 0,39 persen, inflasi bahan bakar rumah tangga 16,51 persen dengan andil 0,3 persen dan inflasi tarif kendaraan roda empat online 8,16 persen dengan andil 0,02 persen.

Komoditas bensin, solar, tarif kendaraan roda dua online, angkutan udara, bahan bakar rumah tangga hingga tarif kendaraan roda empat online masuk dalam komponen harga yang diatur pemerintah atau administered price.

Secara komponen, inflasi pada September ini utamanya didorong oleh komponen harga yang diatur pemerintah yang pada Agustus hanya 6,84 persen sedangkan pada September menjadi 13,28 persen.

“Ini mudah dipahami karena September ada penyesuaian oleh pemerintah terkait harga BBM, langsung dampaknya,” ujar Margo.

Sementara itu untuk komponen harga bergejolak yang pada Agustus hanya terjadi inflasi sebesar 7,93 persen juga naik menjadi 9,02 persen pada September meski tidak setajam komponen administered price karena ada deflasi untuk kelompok bahan makanan.

Margo menjelaskan di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terdapat beberapa komoditas bahan makanan bergejolak yang mengalami inflasi.

Komoditas tersebut meliputi cabai merah dengan inflasi 148,66 persen (yoy) sehingga memberi andil 0,36 persen dan telur ayam ras dengan inflasi 31,28 persen sehingga memberi andil 0,19 persen.

Berikutnya inflasi minyak goreng 14,43 persen (yoy) dengan andil 0,14 persen, inflasi cabai rawit 75,36 persen (yoy) sehingga memberi andil 0,1 persen dan inflasi beras 2,56 persen sehingga memberi andil 0,08 persen.

Selanjutnya inflasi bawang merah 20,31 persen (yoy) dengan andil 0,07 persen dan terakhir adalah daging ayam ras yang mengalami inflasi 5,61 persen dengan andil 0,07 persen. “Sedangkan inflasi inti yang sebelumnya 3,04 persen pada Agustus, di September menjadi 3,12 persen,” katanya.

Jika dilihat andilnya, inflasi tahunan sebesar 5,95 persen utamanya dikontribusikan oleh komponen harga yang diatur pemerintah dengan andil 2,35 persen, diikuti komponen inti dengan andil 2,11 persen dan terakhir yaitu harga bergejolak dengan andil 1,49 persen.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

5 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

6 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya