Ancaman Resesi, Perencana Keuangan Sarankan Masyarakat Investasi Ketimbang Menabung

Kamis, 29 September 2022 08:53 WIB

Ilustrasi menabung atau tabungan. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Perencana keuangan sekaligus Presiden International Association of Registered Financial Consultants (IARFC) Indonesia, Aidil Akbar Madjid, menyarankan masyarakat untuk menghindari menabung di bank di tengah menguatnya ancaman resesi tahun depan. Aidil mengatakan resesi akan membuat tabungan masyarakat di bank tergerus tingginya inflasi.

"Jadi kalau uang kita masukkan ke rekening perbankan, dia akan kalah lawan inflasi," kata Aidil saat dihubungi, Rabu, 28 September 2022.

Menurut Aidil, resesi atau turunnya perekonomian dunia dipicu oleh masalah inflasi atau naiknya harga-harga. Saat menghadapi, ia berpendapat, sebaiknya masyarakat mulai beralih menyimpan dananya ke produk-produk investasi. Instrumen investasi yang tak akan terdampak inflasi dan bisa menjadi pilihan adalah emas, tanah, hingga saham.

"Bahkan kripto, meskipun sekarang kelihatannya lagi turun. Tapi yang namanya investasi kan buat jangka panjang, harus di atas dua, tiga, empat, atau lima tahun," ucap Aidil.

Namun, ia mengatakan keputusan investasi harus diambil dengan tujuan menyimpan dana dalam waktu jangka panjang, seperti tiga sampai lima tahun. Dengan demikian, masyarakat bakal memahami risiko investasi.

Advertising
Advertising

"Kita harus tetap paham risiko, diversifikasi, pelajari produk-produknya, riset. Jadi kalau dengan inflasi kita investasi ke produk-produk yang akan naik seiring dengan naiknya inflasi," ujar Aidil.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dalam keterangannya, membeberkan sejumlah manfaat menyimpan uang di bank. OJK menyatakan menyimpan uang di bank lebih aman karena nasabah akan terhindar dari risiko pencurian, uang rusak, atau kehilangan.

Sebab, bank diatur dan diawasi ketat oleh OJK. Selain itu, menabung di bank lebih praktis, mudah, dan menguntungkan lantaran nasabah akan mendapatkan imbal hasil. Kemudian, menabung di bank juga dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp 2 milari per nasabah per bank.

Selanjutnya, ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi ancaman resesi....

Berita terkait

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

4 jam lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

6 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

7 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

9 jam lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

11 jam lalu

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

Citi Indonesia menerima lima penghargaan sekaligus dalam ajang FinanceAsia Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

11 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

22 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

23 jam lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

1 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya