Pedagang Beras Mengeluh Kenaikan Harga BBM Bikin Pendapatan Menyusut
Reporter
magang_merdeka
Editor
Francisca Christy Rosana
Jumat, 23 September 2022 12:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Suasana Pasar Embrio di Jakarta Timur tak seramai biasanya pada Kamis, 22 September 2022. Seorang pedagang beras, Fajar (25 tahun), mengaku pengunjung di pasar tradisional itu menyusut sejak harga bahan bakar minyak (BBM) naik.
Sebab, harga BBM turut mengerek harga bahan pokok, termasuk beras. "Harga per kilogram naik Rp 1.000-2.000, per karung Rp 20-40 ribu dari harga sebelumnya," kata Fajar, Kamis 22 September 2022.
Fajar pun mengeluhkan penjualannya yang turun seiring dengan surutnya pengunjung lantaran naiknya harga. "Biasanya beras yang laku terjual di toko adalah beras seharga 10 ribu, karena beras yang di bawah harga tersebut seperti beras seharga 8.500 kualitasnya kurang bagus" ucapnya.
Senada dengan Fajar, seorang pedagang beras di kios yang letaknya tak jauh dari lapak milik Fajar mengklaim kini penjualannya tak menyentuh 30 liter dalam sehari. Harga BBM yang naik, katanya, mempengaruhi daya beli masyarakat.
"Istilahnya yang dulu lakunya bisa mencapai 30 liter, sekarang lebih berkurang. Apalagi di tiap toko beras, harga penjualannya berbeda-beda" kata pria berusia 45 tahun yang enggan disebutkan namanya itu.
Mariyem (66 tahun), pemilik warung di Jakarta Timur, mengatakan kenaikan harga-harga barang telah menekan pendapatannya dalam sehari. Ia mengaku dulu, beras sebanyak 20-30 liter di warungnya ludes dalam sehari.
Namun penjualan itu melorot. "Sekarang hanya 5-10 liter (yang laku)," katanya.
Seorang pembeli di warung Mariyem, Endang Sri Wahyuni, mengatakan kenaikan harga beras membuat konsumen keberatan. "Beras itu kan makanan pokok, kalau harga beras naik, otomatis semua kebutuhan lainnya juga pasti naik," ucapnya.
Endang mengaku mengurangi pengeluarannya, terutama untuk lauk-pauk setelah harga-garga barang melejit. Ia yang tadinya bisa makan daging selama berhari-hari, ini berkurang seminggu hanya dua kali.
NABILA NURSHAFIRA
Baca Juga: Terpopuler Bisnis: Sri Mulyani Sebut Tantangan Fiskal Usai Pandemi, Rupiah Kian Tertekan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini