Rupiah Masih Loyo di Tengah Kenaikan Suku Bunga, Ini Kata Ekonom

Jumat, 23 September 2022 10:55 WIB

Karyawan bank mengitung uang 100 dolar amerika di Bank Mandiri Pusat, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa, semakin tertekan dampak wabah COVID-19. Rupiah ditutup melemah 240 poin atau 1,61 persen menjadi Rp15.173 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.933 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengungkapkan kebijakan suku bunga agresif yang ditunjukkan Bank Indonesia kemarin tidak serta-merta mempengaruhi sentimen pelaku pasar keuangan terhadap pasar keuangan domestik. Kemarin, BI mengerek suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin.

"Suku bunganya lebih tinggi dari ekspektasi pasar sedemikian berpotensi mendukung penguatan rupiah terbatas. Namun, di sisi lainnya, terdapat potensi yield SUN meningkat terbatas," kata Josua saat dihubungi, Jumat, 23 September 2022.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih lesu di atas Rp 15 ribu per dolar Amerika pada akhir pekan ini. Di pasar spot hingga pukul 10.26 WIB, rupiah masih bertengger di level Rp 15.025 per dolar, melemah tipis sekitar 0,01 persen dari penutupan perdagangan kemarin Rp 15.023 per dolar Amerika.

Menurut Josua, investor tidak semata-mata mempertimbangkan nominal spread dari kebijakan suku bunga acuan atau spread dari nominal imbal hasil (yield) obligasi. Investor akan mempertimbangkan juga real yield dan real policy rate. Dengan kata lain, mereka melihat seberapa efektif kenaikan suku bunga dapat cepat mengendalikan inflasi.

"Investor pada akhirnya juga mempertimbangkan kredibilitas dari suku bunga bank sentral untuk meredam inflasi. Dan mempertimbangkan peringkat utang pemerintah Indonesia yang investment grade dan dengan kondisi fundamental saat ini yang solid," ujar Josua.

Advertising
Advertising

Karena itu, momentum pertumbuhan ekonomi masih bisa terjaga di tengah kenaikan suku bunga. Ini yang menjadi pertimbangan dari investor untuk terus masuk ke pasar keuangan domestik.

"Jadi kesimpulannya, spread dari nominal yield dan spread policy rate bukanlah satu-satunya indikator yang dipertimbangkan oleh investor," ucap Josua.

Dengan policy mix moneter dan fiskal yang ditujukan untuk mengelola stabilitas perekonomian, kebijakan ini diharapkan dapat tetap mendorong daya tarik investasi ke pasar keuangan domestik. Sehingga, foreign capital flow yang mendukung perekonomian domestik bakal dapat terdorong untuk masuk.

Meski demikian, Josua menganggap kebijakan agresif bank sentral Amerika Serikat untuk menaikkan Fed Fund Rate hingga ke level 4,5 persen akan berdampak ke dalam negeri. BI diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuannya terus hingga level 5-5,25 persen sampai akhir tahun.

"Dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar rupuah yang pada akhirnya mendukung kondisi pasar SBN agar tidak makin melemah," kata dia.

Selain itu, kebijakan operation-twist dari BI menjaga daya tarif pasar keuangan Indonesia. Kebijakan yang sudah mulai dilaksanakan sejak Agustus lalu itu membatasi kenaikan yield tenor jangka panjang serta mendorong daya tarik SUN dengan tenor jangka pendek.

Kemudian, upaya pemerintah menjaga defisit APBN 2022 agar lebih rendah dari 4 persen terhadap PDB untuk mengarahkan defisit APBN 2023 maksimal 3 persen terhadap PDB pun akan turut mendorong daya tarik investor. Apalagi, sebagian negara lain masih diliput isu tingginya rasio utang dan defisit fiskal.

"Dari beberapa faktor tersebut, maka pergerakan yield 10 tahun hingga akhir tahun diperkirakan akan berkisar 7-7,5 persen," kata Josua.

Baca Juga: Terpopuler Bisnis: Sri Mulyani Sebut Tantangan Fiskal Usai Pandemi, Rupiah Kian Tertekan

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

46 menit lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

21 jam lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

3 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya