Ekonom Prediksi BI Kerek Suku Bunga hingga 50 Basis Poin

Kamis, 22 September 2022 12:57 WIB

Ilustrasi atau logo Bank Indonesia (BI). Dok. TEMPO/ Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Senior ekonom Bank DBS Indonesia, Radhika Rao, memperkirakan Bank Indonesia bakal mengerek suku bunga acuan hingga 50 basis poin pada rapat Dewan Gubernur BI hari ini. Ekspektasi itu lebih tinggi dari pelaku pasar lain yang memperkirakan kenaikan suku bunga hanya 25 basis poin.

"Tapi ada kemungkinan yang sangat tinggi mereka menaikkan menjad 50 basis poin," kata Radhika di kantor DBS, Jakarta, Kamis, 22 September 2022.

Radhika menjelaskan peluang kenaikan suku bunga acuan dari bulan lalu 3,75 persen menjadi 4,25 persen semakin terbuka lebar. Sebab, bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, semalam sudah mengumumkan kenaikan suku bunga acuan yang semakin agresif.

Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis, 22 September, memutuskan mengerek suku bunga acuan Fed Fund Rate 75 basis poin menjadi 3-3,25 persen. Padahal sebelumnya, kenaikannya hanya diperkirakan sebesar 25 basis poin.

Dalam pernyataan setelah keputusan suku bunga acuan, FOMC menekankan bahwa mereka sangat memperhatikan risiko inflasi. Bank sentral juga menegaskan akan mengantisipasi kenaikan berkelanjutan dalam kisaran target akan sesuai.

Advertising
Advertising

“Kami berkomitmen kuat untuk mengembalikan inflasi ke target 2 persen," demikian pernyataan FOMC.

Proyeksi kenaikan suku bunga acuan BI menjadi 50 basis poin, kata Radhika, tidak dapat dikesampingkan di tengah langkah The Fed yang hawkish dalam mengendalikan inflasi di Amerika Serikat. Kondisi ini bakal memberikan tekanan besar terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.

"Semalam The Fed sudah mengumumkan sikap yang sangat hawkish, menaikkan rate sangat tajam, dan itu akan mempengaruhi sikap bank sentral di regional. Nilai tukar mata uang akan semakin tertekan," kata Radhika.

The Fed telah menaikkan suku bunga acuan tiga kali berturut-turut. Ini menandai langkah pengetatan paling agresif sejak Paul Volcker memimpin The Fed pada awal 1980-an.

Sementara itu, median prospek kenaikan suku bunga oleh pejabat The Fed, atau yang disebut dot plot, menunjukkan suku bunga acuan naik menjadi 4,4 persen pada akhir tahun. Angka tersebut naik dari proyeksi pada Juni sebesar 3,4 persen.

Adapun proyeksi suku bunga untuk akhir 2023 tetap pada 4,6 persen. Dot plot pada akhir 2024 naik menjadi 3,9 persen dari 3,4 persen, sedangkan prospek suku bunga acuan jangka panjang tetap pada 2,5 persen.

Proyeksi kenaikan suku bunga acuan BI menjadi 50 basis poin, kata Radhika, tidak dapat dikesampingkan di tengah langkah The Fed yang hawkish.

Baca Juga: OJK Terbitkan Aturan Baru Pedoman Manajer Investasi, Investor Reksa Dana Lebih Terlindungi?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

1 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya