Pakar: Masyarakat Hanya Bisa Diam Melihat Kebocoran Data yang Marak Terjadi
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Martha Warta Silaban
Minggu, 11 September 2022 16:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menilai saat ini masyarakat hanya bisa diam melihat kebocoran data yang bertubi-tubi terjadi di Indonesia. “Dalam kasus ini betul (masyarakat hanya bisa diam),” ujar dia melalui pesan pendek pada Minggu, 11 September 2022.
Beberapa kebocoran data terjadi dan diungkap oleh akun bernama Bjorka dalam situs breached.to. Kebocoran pertama yakni 1,3 miliar data registrasi SIM card yang di dalamnya terdapat data seperti NIK, nomor telepon, operator telekomunikasi dan tanggal pendaftaran yang disebutkan berasal dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Kedua yang diungkap oleh Bjorka adalah 105 juta data penduduk Indonesia yang diduga berasal dari Komisi Pemilihan Umum atau KPU, karena ada informasi tempat pemungutan suara (TPS). Data tersebut dijual oleh akun Bjorka.
Menurut Alfons, masyarakat hanya bisa diam karena Indonesia tidak mengikuti standar pengamanan data dengan disiplin. “Standar pengamanan data semua sudah tabu ada ISO 27001, ISO 27701, dan NIST Framework. (Pemerintah saat ini) menjalankan yang tidak disiplin dan susah,” tutur dia.
Selain itu, Alfons berujar, sumber daya manusia khusus pengamanan datanya perlu dirombak total. “Kalau yang tidak terbiasa dan terlatih mengelola data digital diberikan tugas lain saja,” kata Alfons.
Dia meminta agar stakeholder di bidang keamanan siber mengutamakan milenial atau yang lebih muda untuk mengelola data. “Jadi jangan baby boomers yang umumnya gaptek (gagap teknologi) dan tidak mengerti cara memanfaatkan dan melindungi big data dengan baik,” ucap dia.
Kemudian yang terbaru, Bjorka mengaku membocorkan ribuan dokumen surat menyurat dari BIN yang ditujukan pada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Data tersebut adalah dokumen pada periode 2019-2021. "Termasuk kumpulan surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara yang diberi label rahasia," tulis akun Bjorka dalam situs tersebut.
Selain data rahasia BIN, Bjorka juga mempublikasikan data lainnya seperti data pribadi Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G. Plate. Bjorka mengklaim telah mengantongi 679.180 dokumen berukuran 40 MB dalam kondisi terkompres dan 189 belum dikompres. Beberapa contoh dokumen yang dibocorkan juga ikut dipublikasikan oleh Bjorka dalam situs breached.to.
Peretasan dan penyebaran data tersebut diduga dilakukan tepat saat Johnny Plate berulang tahun ke-66 pada Sabtu, 10 September 2022. Dikutip melalui akun Twitter @darktracer_int, informasi yang diduga milik politikus Partai Nasional Demokrat (Nasdem) itu menampilkan nama dari Johnny Plate beserta gelar sarjana yang dimilikinya yaitu S.E. Bjorka juga memberi keterangan foto tersebut dengan tulisan “Happy birthday”.
Baca Juga: Terkini Bisnis: BSSN Telusuri Data Rahasia yang Dibocorkan Bjorka, Tarif Grab dan Gojek Naik
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.