Apa Itu Istilah Bakar Uang dalam Bisnis?

Sabtu, 3 September 2022 18:23 WIB

Ilustrasi uang rupiah. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Istilah bakar uang atau mengukur seberapa cepat perusahaan menghabiskan duit. Tingkat perhitungan penting untuk bisnis pemula karena ini memberi tahu berapa banyak waktu yang dimiliki sebelum menjadi keuntungan.

Bakar uang dalam bisnis

Mengutip Corporate Finance Institute, bakar uang dalam bisnis mengacu tingkat perusahaan menghabiskan kumpulan kasnya dalam skenario kerugian. Ini metrik umum kinerja dan penilaian untuk perusahaan.

Perusahaan start-up sering tak mampu menghasilkan laba bersih yang positif tahap awal karena berfokus pertumbuhan basis pelanggan dan peningkatan produk. Investor tahap awal atau pemodal ventura sering memberikan dana berdasarkan tingkat pembakaran perusahaan.

Advertising
Advertising

Mengutip Investopedia, tingkat pembakaran ditentukan melihat laporan arus kas yang melaporkan perubahan posisi kas perusahaan setiap periode. Itu memperhitungkan arus kas dari operasi, aktivitas investasi dan pendanaan.

Menghitung nilai bakar uang

Mengutip The Balance Small Business, terdapat dua jenis tingkat pembakaran, kotor dan bersih. Tingkat pembakaran kotor mengukur total pengeluaran. Sedangkan tingkat pembakaran bersih ukuran arus kas yang memperhitungkan pendapatan.

1. Pembakaran kotor

Ini dihitung dengan menjumlahkan semua biaya operasionalnya seperti sewa, gaji, dan sering diukur secara bulanan. Ini juga memberikan wawasan tentang pemicu biaya dan efisiensi perusahaan, terlepas dari pendapatan.

2. Pembakaran bersih

Ini dihitung mengurangkan biaya operasionalnya dari pendapatan yang diukur setiap bulan. Ini menunjukkan berapa banyak uang tunai yang dibutuhkan perusahaan untuk terus beroperasi selama periode waktu tertentu. Namun, salah satu faktor yang perlu dikendalikan variabilitas pendapatan. Penurunan pendapatan tanpa perubahan biaya bisa menyebabkan tingkat pembakaran lebih tinggi.

Implikasi tingkat bakar uang

Tingkat pembakaran yang tinggi menunjukkan, perusahaan menghabiskan persediaan uangnya secara cepat. Ini menunjukkan, perusahaan berada dalam kemungkinan yang tinggi untuk memasuki keadaan kesulitan keuangan .

Ini mungkin menunjukkan, investor perlu lebih agresif menetapkan tenggat waktu untuk merealisasikan pendapatan, mengingat jumlah pendanaan yang ditetapkan. Investor akan diminta menyuntikkan lebih banyak uang ke perusahaan untuk menyediakan lebih banyak waktu guna merealisasikan pendapatan dan mencapai profitabilitas atau laba.

Baca: Cerita Patrick Walujo tentang Awal Mula Gojek Harus Bakar Uang

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

13 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

1 hari lalu

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

Perjanjian pranikah atau perjanjian pisah harta dilakukan kedua pasangan memiliki pendapatan atau bisnis sendiri masing-masing.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

1 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

1 hari lalu

Kapolri Beberkan Tugas Tokoh Buruh Andi Gani Nena Wea yang Diangkat jadi Staf Ahli

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan alasannya mengangkat tokoh buruh, Andi Gani Nena Wea, sebagai salah satu staf ahlinya.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,2 triliun pada Kuartal I 2024

2 hari lalu

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,2 triliun pada Kuartal I 2024

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (IDX: BNGA) mencatat perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp 2,2 triliun pada kuartal I tahun ini.

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

2 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

3 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

3 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

7 hari lalu

Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

BTN Syariah membukukan laba bersih kuartal I 2024 mencapai Rp 164,1 miliar atau tumbuh 56,1 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya