Warga Perbatasan RI dan Malaysia Ramai-ramai Tukarkan Rupiah Baru Lewat Kas Keliling Bank Indonesia
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 2 September 2022 12:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah warga di Pulau Sebatik, mengumpul di sekitar mobil milik pegawai Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Utara. Mereka mendaftar untuk menukarkan uang lama dengan uang baru tahun emisi 2022 yang dikeluarkan BI pada 18 Agustus 2022—sehari setelah perayaan Hari Ulang Tahun atau HUT Kemerdekaan RI.
Ada tiga orang pegawai BI yang melayani warga tersebut dengan dijaga oleh dua orang anggota polisi berseragam lengkap. Salah satu pegawai BI memanggil satu per satu warga di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia itu. Warga mengantre di belakang mobil itu dengan pintu yang sengaja dibuka. Salah satu warga yang menukarkan uang adalah Umar Mustafa, 51 tahun.
“(Saya tahu) Dari media sosial di HP (handphone). Saya sedang kerja dan dengar ada penukaran uang ini saya datang ke sini buru-buru,” ujar dia di depan Bankaltara KCP Sei Nyamuk, Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, pada Kamis, 1 September 2022.
Pria yang berprofesi sebagai pedagang ayam potong di pasar itu mengatakan ingin menukar uang rupiah baru karena penasaran pada gambarnya yang menarik. Dia membawa uang Rp 2 juta untuk ditukarkan dengan uang tahun emisi 2022. Umar juga berencana akan menyimpan sementara uang baru itu.
“Saya mau lihat bagaimana uang baru sekarang, dan bedanya agak bagus. Ini mau disimpan dulu sementara, nanti lama-lama baru dipakai,” kata pria asli Makassar itu.
Senada dengan Umar, seorang bernama Suryanti juga mengaku mengetahui ada penukaran uang baru melalui media sosial. Wanita berusia 35 tahun itu mengatakan buru-buru ingin menukarkan uang lama dengan uang baru itu karena takut kehabisan. “Iya dong (buru-buru) nanti kehabisan,” tutur dia.
Ibu rumah tangga itu menjelaskan menyukai desain uang baru yang di keluarkan BI karena berbeda. Sama seperti Umar, Suryanti juga membawa uang senilai Rp 2 juta untuk ditukarkan dengan uang baru karena penasaran. Dan rencananya akan dibelanjakan setengah, sisanya disimpan.
“Suka (dengan uang baru). Bedanya ini agak kecil. Jelas karena baru (jadi ingin tukar). Terus juga enggak mudah kusut, bagus. Lebih suka yang baru ini (daripada yang lama),” ucap Suryanti.
Uang kertas yang diedarkan itu diluncurkan Bank Indonesia pada 18 Agustus 2022, sehari setelah perayaan Hari Ulang Tahun atau HUT Kemerdekaan RI. Uang tersebut terdiri atas pecahan rupiah Rp 100.000; Rp 50.000; Rp 20.000; Rp 10.000; Rp 5.000; Rp 2000; dan Rp 1000.
Uang baru tetap mempertahankan gambar utama pahlawan nasional pada bagian depan, serta tema kebudayaan Indonesia (gambar tarian, pemandangan alam, dan flora) pada bagian belakang sebagaimana uang tahun emisi 2016. Terdapat tiga aspek inovasi penguatan uang baru yaitu desain warna yang lebih tajam, unsur pengaman yang lebih andal, dan ketahanan bahan uang yang lebih baik.
Setelah antrean warga yang ingin menukarkan uang baru habis, mobil milik pegawai BI melanjutkan perjalanannya menuju ke Kampung Pancasila, Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, yang jaraknya hanya beberapa langkah dengan Malaysia. Lokasinya tepat di depan rumah ikonik yang berada tepat di atas batas patok antara Indonesia dan Malaysia—kerap dijuluki sebagai rumah dua negara.
Rumah yang dipasang papan bertuliskan “Rumah Perbatasan Patok 3 Indonesia-Malaysia” itu memiliki bagian depan dan ruang tamu yang berada di Indonesia, serta ruang utama dan bagian belakang berada di Malaysia. Berbagai kalangan warga juga turut berbaris untuk menukarkan uang lama dengan yang baru. “Pak saya mau tukar Pak,” kata salah seorang wanita bernama Heni.
Ramai-ramai Tukar Uang Rupiah Baru
Heni yang berprofesi sebagai Ketua Rukun Tetangga itupun langsung disambut oleh satu pegawai BI. Selain Heni, pegawai BI juga membagikan beberapa lembar uang baru itu kepada anak-anak yang ramai berdatangan. “Cinta, Bangga, Paham Rupiah!” teriak anak-anak tersebut usai diarahkan oleh pegawai BI.
<!--more-->
Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim mengapresiasi banyaknya masyarakat yang ingin menukar uang baru tahun emisi 2022. “Alhamdulillah banyak masyarakat yang melakukan penukaran uang baru, mereka senang dan bangga dengan uang rupiah,” ujar dia yang ikut hadir dalam pengedaran uang baru itu.
Menurut dia, pendistribusian uang baru itu dilakukan dengan cara berkeliling ke pasar-pasar sampai ke pos lintas batas nasional, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat agar selalu menggunakan rupiah dalam transaksi di wilayah NKRI. Marlison menilai penting pengedaran uang baru di Pulau Sebatik, karena rupiah bukan sekadar alat transaksi, tapi menjadi simbol negara.
Wilayah perbatasan, kata Marlison, merupakan lokasi yang sangat strategis, karena berhadapan langsung dengan negara lain yaitu Malaysia. “Yang kita jaga adalah rupiah berdaulat di negeri ini dan kita tidak ada ruang untuk adanya uang selain rupiah di negeri ini. Dan di sinilah kenapa kami fokus di dalam konteks kita menyediakan rupiah di perbatasan,” tutur dia.
Tujuannya, Marlison melanjutkan, agar masyarakat dalam melakukan transaksi apapun di wilayah NKRI termasuk perbatasan, tetap menggunakan rupiah. Dan momentum uang baru ini, dia berujar, bisa memperlihatkan kepada masyarakat bahwa rupiah semakin berkualitas sehingga bisa memiliki kebanggaan terhadap rupiah.
“Bangga terhadap rupiahnya dia, ketika sudah bangga terhadap rupiah, tentu dia juga bangga terhadap negaranya dibandingkan dengan negara lain,” kata Marlison. “Oleh karena itu peredaran uang rupiah harus kita pastikan ada di seluruh wilayah NKRI termasuk diperbatasan.”
KHORY ALFARIZI (PULAU SEBATIK)
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini