Harga Minyak Mentah Menguat ke USD 100,99, Terpengaruh Sinyal OPEC dan The Fed

Sabtu, 27 Agustus 2022 12:25 WIB

Kilang minyak Saudi Aramco yang rusak akibat serangan sejumlah drone di Abqaiq, Arab Saudi, 20 September 2019. Iran membantah terlibat dalam serangan yang mengguncang produksi minyak Arab Saudi itu. REUTERS/Hamad l Mohammed

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah naik pada akhir perdagangan Jumat, 26 Agustus 2022. Penguatan harga komoditas itu didorong oleh kekhawatiran atas ketatnya pasokan menyusul sinyal dari Arab Saudi bahwa kelompok negara produsen minyak atau OPEC dapat memangkas produksi.

Adapun harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober ditutup naik 54 poin atau 0,6 persen ke level US$ 93,06 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober menguat 1,65 poin atau 1,7 persen ke level US$ 100,99 per barel di London ICE Futures Exchange.

Sepanjang minggu ini, berdasarkan kontrak bulan depan, harga WTI naik 2,9 persen sedangkan Brent melejit 4,4 persen. Adapun penguatan harga minyak dunia terpengaruh oleh para pedagang yang bertaruh pada kemungkinan penurunan produksi oleh produsen minyak dunia utama.

Menteri energi Arab Saudi menyebutkan pada awal pekan ini bahwa ada keterputusan antara harga berjangka dan fundamental, dan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+.

Ia menyatakan OPEC+ menghadapi tantangan pasar termasuk memotong produksi kapan saja dan dalam bentuk yang berbeda.

Advertising
Advertising

"Kesan tetap bahwa Arab Saudi tidak mau mentolerir penurunan harga di bawah US$ 90. Spekulan dapat melihat ini sebagai undangan untuk bertaruh pada kenaikan harga lebih lanjut tanpa perlu takut akan penurunan harga yang lebih jelas," kata Commerzbank dalam sebuah catatan, Sabtu, 27 Agustus 2022.

Faktor lainnya adalah pelaku pasar minyak yang mencerna pernyataan terbaru Gubernur The Fed Jerome Powell. Di dalam pidatonya yang sangat dinanti-nantikan pada Jumat kemarin di simposium Jackson Hole, Powell menegaskan kembali janji untuk secara paksa memerangi inflasi yang masih mendekati level tertinggi dalam empat dekade.

Sontak harga minyak mentah turun setelah Ketua Fed mengatakan kebijakan moneter yang ketat mungkin akan dilakukan "untuk beberapa waktu" guna melawan inflasi. Pasar langsung memperkirakan pertumbuhan ekonomi bakal berjalan lebih lambat, pasar kerja yang lebih lemah dan sejumlah penurunan indikator untuk rumah tangga dan bisnis.

ANTARA

Baca: Erick Thohir Laporkan Faizal Assegaf ke Bareskrim karena Fitnah Keji, Begini Kronologinya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

8 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

9 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

9 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

9 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

9 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

10 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya