Harga Telur Ayam di Solo Naik, Gibran: Kalau Tidak Normal, Kita Intervensi
Reporter
Septia Ryanthie
Editor
Francisca Christy Rosana
Jumat, 26 Agustus 2022 10:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memastikan pemerintah kota terus memantau perkembangan harga barang-barang kebutuhan pokok di masyarakat. Salah satunya harga telur ayam ras yang dalam beberapa hari terakhir ini cenderung naik.
"Yang jelas kita monitor terus untuk kenaikan harga barang, termasuk telur ya. Nanti kita evaluasi terus," ujar Gibran kepada awak media di Balai Kota Solo, Jumat, 26 Agustus 2022.
Dari pantauan di pasaran, harga telur ayam ras di Solo saat ini berkisar Rp 27-28 ribu per kilogram. Gibran menyatakan jika nantinya kenaikan harga telur sudah mulai tidak normal, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo siap melakukan langkah intervensi.
Pantauan terhadap harga-harga kebutuhan pokok kini dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Solo yang juga menjadi bagian dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) daerah setempat. "Ya kalau nanti sekiranya angkanya (harga) sudah tidak normal dan banyak keluhan dari warga, nanti kita lakukan intervensi, misalnya dengan operasi pasar," ucap dia.
Gibran mengakui saat ini tingkat inflasi Kota Solo tergolong tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo, inflasi di kota tersebut sebesar 0,35 persen pada Juli 2022. Namun menurut Gibran, angka inflasi itu masih bisa ditoleransi.
"Ya kalau di Jawa Tengah, inflasi Solo termasuk tinggi. Tapi itu karena demand (permintaan) saat ini termasuk tinggi. Karena Solo kan lagi banyak event (acara), sehingga demand juga besar sehingga bisa memicu kenaikan inflasi," kata Gibran.
Dengan tingginya permintaan masyarakat terhadap barang-barang kebutuhan pokok, Gibran menilai kenaikan inflasi itu menunjukkan adanya perputaran uang yang tinggi dan pergerakan ekonomi yang mulai membaik. "Ya nanti akhir tahun kita evaluasi pertumbuhan ekonominya berapa. Saya kira angkanya nanti sudah sangat baik," kata dia.
Selanjutnya, akibat kenaikan harga kebutuhan pangan pokok ini, kategori orang miskin diprediksi makin bertambah.
<!--more-->
Ancaman Jurang Kemiskinan yang Menganga Lebih Cepat
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan jurang kemiskinan akan menganga lebih cepat jika harga telur terus meroket. Akibat kenaikan harga kebutuhan pangan pokok ini, kategori orang miskin diprediksi makin bertambah.
"Sumbangan telur ayam dalam garis kemiskinan bahkan mencapai 4,12 persen di perkotaan. Lebih tinggi dari mi instan dan bawang merah," ucapnya kepada Tempo pada Jumat, 26 Agustus 2022.
Harga telur di pelbagai daerah melonjak hingga lebih dari Rp 30 ribu per kilogram. Peningkatan harga ini, menurut para peternak, sudah diprediksi sejak tiga hingga empat bulan lalu. Pemerintah lantas membuka opsi untuk mengantisipasi kenaikan harga telur dengan operasi pasar.
Bhima menilai langkah pengendalian harga lewat operasi pasar hanya akan meredam kenaikan secara temporer. Seharusnya, kata dia, pemerintah perlu merunut masalah di seluruh rantai pasok mulai harga pakan ternak, jumlah populasi ayam petelur, hingga kelancaran distribusi.
"Kalau operasi pasar pada waktu sidak ya harga turun, tapi setelah operasi pasar selesai harga bisa naik lagi," tuturnya.
Bhima pun menuturkan pemerintah harus memiliki solusi untuk menyeimbangkan permintaan dan pasokan secara jangka panjang. Jika peternak ayam petelur kurang, kata dia, perlu dibantu dengan anggaran khusus permodalan ketimbang hanya melakukan operasi pasar.
Baca Juga: Harga Telur Tinggi, Ekonom: Pemerintah Harus Pastikan Tak Ada Spekulan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.