Harga Batu Bara Diprediksi Masih Akan Terus Tinggi, Ini Penjelasan Pengusaha

Rabu, 24 Agustus 2022 12:30 WIB

Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 14 Januari 2022. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan target produksi batu bara 2022 mencapai 663 juta ton yang diperuntukkan untuk konsumsi domestik/domestik market obligation (DMO) sebesar 165,7 juta ton sedangkan sisanya 497,2 juta ton akan mengisi pasar ekspor. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo) memperkirakan harga batu bara masih akan tinggi di pasar internasional, karena kesenjangan antara tingginya permintaan dengan minimnya pasokan.

Wakil Sekertaris Jenderal Aspebindo Bhirawa Wicaksana menjelaskan perkiraan tersebut didasari atas masih panjangnya potensi krisis energi yang terjadi di Eropa. Terutama kibat berkepanjangnya konflik geopolitik di beberapa wilayah, khususnya antara Rusia dan Ukraina.

"Kita prediksi (harga batu bara) belum akan turun dalam waktu dekat," kata Bhirawa dalam diskusi soal BLU DMO Batu Bara di Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2022.

Konflik Rusia dan Ukraina ini memicu tingginya harga batu bara karena perusahaan Rusia yang memasok energi dalam bentuk gas bumi ke Eropa diputus. Kondisi ini menyebabkan negara-negara kehilangan pasokan energi sehingga mereka mencari sumber pasokan dengan kembali ke batu bara.

"Akhirnya Eropa yang kita lihat ibaratnya green energy-nya bagus, balik lagi ke batu bara. Mau nyari ke mana, Rusia enggak bisa, akhirnya demand semakin tinggi," ujar Bhirawa.

Advertising
Advertising

Di sisi lain, hubungan bilateral antara Cina dan Australia kata dia juga masih memanas. Padahal, Australia merupakan salah satu pemasok utama batu bara ke Cina, akibatnya Cina harus mencari sumber energi batu bara lainnya.

"Cina dan Australia masih ada konflik. Biasanya Australia juga ekspor ke Cina, akhirnya permintaan batu bara sedang tinggi-tingginya meskipun indeks mulai turun," ujar Bhirawa.

Data Bloomberg sebelumnya mennjukkan harga batu bara Newcastle untuk kontrak teraktif Agustus 2022 naik 0,57 persen atau 2,35 poin ke US$ 416 per ton. Sementara iru, Harga Batu Bara Acuan (HBA) Agustus 2022 di dalam negeri kembali naik sebesar US$ 2,59 per ton dari bulan sebelumnya ke posisi US$ 321,59 per ton.

Kenaikan ini mencatatkan tren positif harga batu bara sepanjang tahun 2022. Pada Januari 2022, HBA ditetapkan sebesar US$ 158,50 per ton, naik ke US$188,38 per ton di Februari. Selanjutnya Maret menyentuh angka US$ 203,69 per ton, April sebesar US$ 288,40 per ton, Mei berada di level US$ 275,64 per ton, dan Juni US$ 323,91 per ton.

ARRIJAL RACHMAN | BISNIS

Baca: Rieke Diah Pitaloka ke Erick Thohir: Saat Minyak Dunia Turun, Kok Harga BBM Enggak Turun?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

54 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

1 jam lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

5 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

19 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

20 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

23 jam lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

1 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya