Bos AirAsia Blak-blakan Sulit Turunkan Harga Tiket Pesawat, Simak Penjelasannya

Selasa, 23 Agustus 2022 16:33 WIB

AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura jatuh di Selat Karimata, pada 28 Desember 2014. Pesawat tipe Airbus A320-200 ini membawa 155 penumpang serta 7 orang kru di dalam pesawat, dan disebut sebagai tragedi penerbangan terburuk kedua dalam sejarah Indonesia. Oka Sudiatmika (Wikimedia Commons)/CC-BY-SA 3.0

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Y. Sinaga mengaku pihaknya sulit menurunkan harga tiket pesawat dalam kondisi perekonomian seperti saat ini. Menurut dia, situasi global kini tak banyak berubah ketimbang tahun lalu.

Sebab, menurut dia, masalah utama belum pulihnya kapasitas penerbangan dan tingginya harga avtur masih membayangi maskapai. Dengan begitu, maskapai juga masih kesulitan mengobral tiket murah seperti yang dilakukan sebelumnya.

Ia berharap gonjang-ganjing situasi ekonomi global tidak berkepanjangan. "Dalam kondisi sekarang memang susah sekali untuk tiket murah karena harga minyak dan kapasitas," kata Vera, Senin, 22 Agustus 2022.

Namun begitu, Vera tetap yakin bisa mendorong AirAsia terbang lebih tinggi setelah bertahan di masa pagebluk selama 2 tahun belakangan. "Jadi setelah Covid-19, kami pasti bisa mengatasi masalah-masalah lainnya."

Sementara itu pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (JAPRI) Gerry Soejatman menilai merupakan hal yang wajar apabila tarif tiket pesawat mahal pada saat tingkat permintaan tinggi.

Advertising
Advertising

Sebab, menurut dia, maskapai tengah berupaya meraup untung untuk membayar utang dan piutang akibat kerugian selama 2 tahun pandemi.

Dengan semakin cepat maskapai pulih, tarif tiket bisa kembali normal. Pasalnya, semakin cepat pulih, maskapai bisa menambah kapasitas yang kemudian secara berangsur berimbas kepada penurunan tarif tiket pesawat.

Selanjutnya: "Kalau harga masih di atas TBB namanya bukan diskon."

<!--more-->

Sedangkan, menurut dia, kalau maskapai memberlakukan diskon, tidak jelas siapa yang menanggung beban loss of revenue dari diskon tersebut. "Lagi pula, kalau harga masih di atas TBB (tarif batas bawah) kan namanya bukan diskon," katanya..

Menurutnya memang harapan satu-satunya agar biaya maskapai bisa turun adalah berhentinya perang Ukraina dan Rusia. Selain tentunya memberikan subsidi harga avtur.

Sementara itu, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) dan PT Pelita Air Service (PAS) mengklaim telah melakukan sejumlah upaya untuk menstabilkan harga tiket pesawat. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan upaya promosi dan diskon tiket pesawat sudah sering diterapkan oleh perseroan.

Bahkan sebelum adanya arahan dari Kemenhub untuk meningkatkan upaya promosi dan diskon untuk menurunkan tarif tiket. "Kalau upaya promosi dan diskon kami sudah sering. Ini juga kami lagi ada promo," ujarnya.

Budi Karya Sumadi sebelnya meminta kepada maskapai penerbangan untuk mengambil sejumlah upaya efisiensi dan inovasi untuk mengelola harga tiket pesawat lebih terjangkau. Ia juga menyarankan maskapai penerbangan, memberikan diskon dan tarif yang lebih murah pada waktu tertentu, dan sejumlah inovasi lainnya.

Baca: Bunga Acuan Naik jadi 3,75 Persen, Gubernur BI: Ada Risiko Stagflasi dan Resesi di Sejumlah Negara

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Budi Karya Minta Aset Bandara Tuanku Tambusai Segera Dilimpahkan ke Kemenhub

9 jam lalu

Budi Karya Minta Aset Bandara Tuanku Tambusai Segera Dilimpahkan ke Kemenhub

Budi Karya menginstruksikan agar aset Bandara Tuanku Tambusai, Riau diserahkan ke Kementerian Perhubungan.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Berhadiah Mobil

2 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Berhadiah Mobil

Kota Solo kembali menghadirkan event Solo Great Sale yang berlangsung selama satu bulan penuh. Berhadiah motor listrik hingga mobil.

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

5 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

6 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

7 hari lalu

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

Iuran dana Pariwisata pada tiket pesawat yang direncanakan pemerintah menjadi kontroversi. Bagaimana tanggapan dari berbagai pihak?

Baca Selengkapnya

Promo Gajian di Yoshinoya, Pepper Lunch, dan HokBen: Diskon 50 Persen hingga Beli 1 Gratis 1

7 hari lalu

Promo Gajian di Yoshinoya, Pepper Lunch, dan HokBen: Diskon 50 Persen hingga Beli 1 Gratis 1

Sejumlah merchant makanan menawarkan ragam promo di pekan terakhir April 2024. Cek daftar lengkap promo tersebut berikut ini.

Baca Selengkapnya

Harga Tiket MotoGP Mandalika Didiskon 50 Persen Selama 26 April hingga 5 Mei 2024

8 hari lalu

Harga Tiket MotoGP Mandalika Didiskon 50 Persen Selama 26 April hingga 5 Mei 2024

Harga tiket ajang MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, didiskon 50 persen selama periode early bird.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

9 hari lalu

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

Pemerintah bisa mengantongi ratusan miliar setahun dari iuran dana pariwisata yang dikenakan pada tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo di RAPBN 2025 hingga AS Larang TikTok

9 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo di RAPBN 2025 hingga AS Larang TikTok

Berita terpopuler bisnis pada Kamis, 25 April 2024, dimulai dari program unggulan Prabowo - Gibran telah dibahas oleh Presiden Jokowi di RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

10 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya