Bos AirAsia Blak-blakan Sulit Turunkan Harga Tiket Pesawat, Simak Penjelasannya
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 23 Agustus 2022 16:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Y. Sinaga mengaku pihaknya sulit menurunkan harga tiket pesawat dalam kondisi perekonomian seperti saat ini. Menurut dia, situasi global kini tak banyak berubah ketimbang tahun lalu.
Sebab, menurut dia, masalah utama belum pulihnya kapasitas penerbangan dan tingginya harga avtur masih membayangi maskapai. Dengan begitu, maskapai juga masih kesulitan mengobral tiket murah seperti yang dilakukan sebelumnya.
Ia berharap gonjang-ganjing situasi ekonomi global tidak berkepanjangan. "Dalam kondisi sekarang memang susah sekali untuk tiket murah karena harga minyak dan kapasitas," kata Vera, Senin, 22 Agustus 2022.
Namun begitu, Vera tetap yakin bisa mendorong AirAsia terbang lebih tinggi setelah bertahan di masa pagebluk selama 2 tahun belakangan. "Jadi setelah Covid-19, kami pasti bisa mengatasi masalah-masalah lainnya."
Sementara itu pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (JAPRI) Gerry Soejatman menilai merupakan hal yang wajar apabila tarif tiket pesawat mahal pada saat tingkat permintaan tinggi.
Sebab, menurut dia, maskapai tengah berupaya meraup untung untuk membayar utang dan piutang akibat kerugian selama 2 tahun pandemi.
Dengan semakin cepat maskapai pulih, tarif tiket bisa kembali normal. Pasalnya, semakin cepat pulih, maskapai bisa menambah kapasitas yang kemudian secara berangsur berimbas kepada penurunan tarif tiket pesawat.
Selanjutnya: "Kalau harga masih di atas TBB namanya bukan diskon."
<!--more-->
Sedangkan, menurut dia, kalau maskapai memberlakukan diskon, tidak jelas siapa yang menanggung beban loss of revenue dari diskon tersebut. "Lagi pula, kalau harga masih di atas TBB (tarif batas bawah) kan namanya bukan diskon," katanya..
Menurutnya memang harapan satu-satunya agar biaya maskapai bisa turun adalah berhentinya perang Ukraina dan Rusia. Selain tentunya memberikan subsidi harga avtur.
Sementara itu, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) dan PT Pelita Air Service (PAS) mengklaim telah melakukan sejumlah upaya untuk menstabilkan harga tiket pesawat. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan upaya promosi dan diskon tiket pesawat sudah sering diterapkan oleh perseroan.
Bahkan sebelum adanya arahan dari Kemenhub untuk meningkatkan upaya promosi dan diskon untuk menurunkan tarif tiket. "Kalau upaya promosi dan diskon kami sudah sering. Ini juga kami lagi ada promo," ujarnya.
Budi Karya Sumadi sebelnya meminta kepada maskapai penerbangan untuk mengambil sejumlah upaya efisiensi dan inovasi untuk mengelola harga tiket pesawat lebih terjangkau. Ia juga menyarankan maskapai penerbangan, memberikan diskon dan tarif yang lebih murah pada waktu tertentu, dan sejumlah inovasi lainnya.
Baca: Bunga Acuan Naik jadi 3,75 Persen, Gubernur BI: Ada Risiko Stagflasi dan Resesi di Sejumlah Negara
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.