Menjelang Deepavali, Zulkifli Hasan Minta Pengusaha Genjot Ekspor CPO ke India
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 23 Agustus 2022 14:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan India merupakan salah satu tujuan utama ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia. Untuk itu, ia mengajak eksportir CPO Indonesia bersiap mengantisipasi lonjakan permintaan di India.
Hal itu Zulkifli Hasan sampaikan dalam pertemuan Indonesia–India Roundtable Business Engagement yang digelar kemarin di New Delhi, India. Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan misi dagang Kementerian Perdagangan ke India. Kegiatan misi dagang tersebut diikuti 10 perusahaan Indonesia yang bergerak di sektor CPO.
“Selain sebagai mitra dagang strategis, India juga sebagai konsumen CPO terbesar yang disuplai Indonesia dan untuk mengantisipasi potensi lonjakan permintaan menjelang hari raya Deepavali," tutur Zulkifli melalui keterangan tertulis pada Selasa, 23 Agustus 2022.
Menurut Zulkifli, CPO memiliki kontribusi penting dalam perekonomian Indonesia, khususnya dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Selain itu, juga berperan mengurangi kemiskinan bagi 16 juta petani dan pekerja di sektor sawit.
CPO pun memegang peran penting dalam beberapa sektor industri seperti kosmetik, kebutuhan rumah tangga, makanan dan minuman.
“Indonesia dan India harus selalu bekerja sama, serta membangun kepercayaan dalam perdagangan dan investasi untuk mengembangkan industri CPO dan produk turunannya," kata Zulhas. Ia ingin agar produk CPO Indonesia terjamin keberlanjutannya serta dikenal aman untuk kesehatan.
Selanjutnya: Tren perdagangan nonmigas RI-India terus naik.
<!--more-->
Adapun Kementerian Perdagangan mencatat, pada 2021 nilai perdagangan nonmigas kedua negara mencapai US$ 19,8 miliar atau naik 42,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada periode ini, pangsa pasar ekspor komoditas utama Indonesia ke negara ini untuk komoditas batu bara mencapai 30 persen dengan nilai US$ 4 miliar, diikuti minyak sawit 13 persen (US$ 3,3 miliar), tembaga dan paduan besi 4 persen (US$ 940 juta), asam lemak 2 persen (US$ 308 juta), dan karet alam 2 persen (US$ 286 juta).
Sebelumnya, Zulkifli melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal. Pertemuan tersebut membahas berbagai upaya mempererat hubungan bilateral.
Zulkifli juga bertemu dengan Perwakilan Asosiasi Pelaku Usaha India, membahas kerja sama bisnis pengembangan perdagangan dan investasi kedua negara. Kerja sama yang dibahas diantaranya soal sektor infrastruktur, farmasi, otomotif, dan pelabuhan. Pelaku usaha India, kata dia, meminta Indonesia untuk dapat meningkatkan kerja samanya terlebih menjelang serah terima keketuaan G20 dari Indonesia ke India.
Kerja sama lebih spesifik juga ditawarkan para pelaku usaha dan produsen CPO India yang tergabung dalam Solvent Extractor Association dan India’s Vegetable Oils Producer Association. Indonesia juga ditawarkan untuk melakukan promosi penggunaan minyak sawit sebagai minyak nabati sehat dan aman. Hal ini dilakukan untuk menghadapi kampanye negatif terhadap penggunaan CPO yang dinilai mendiskreditkan produk berbahan baku minyak sawit.
RIANI SANUSI PUTRI
Baca: Kepala PPATK Sebut Pelaku Judi Online Sangat Piawai Hilangkan Jejak, Ini Deretan Modusnya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.