Kemenkeu: Masalah Perubahan Iklim di Indonesia Besar, Tak Bisa Andalkan Uang Pemerintah

Senin, 22 Agustus 2022 16:45 WIB

Warga memangku bayinya di depan rumahnya yang digenangi banjir di Kampung Baru, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa, 10 Mei 2022. Bencana ini kontras dengan wilayah lainnya di Indonesia yang dilanda musim kemarau dan kekeringan. ANTARA/Basri Marzuki

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral (PKPPIM) Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Dian Lestari mengatakan Indonesia seolah-olah seperti supermarket bencana yang disebabkan perubahan iklim, seperti banjir, tanah longsor, tsunami, dan lain sebagainya.

Karena itu membutuhkan nilai investasi yang besar untuk menangani dampak perubahan iklim di Indonesia. "Masalahnya untuk Indonesia sendiri saja sudah cukup besar, dan itu tidak bisa semata-mata dari uang pemerintah," kata Dian dalam diskusi yang diselenggarakan Bank Indonesia pada Senin, 22 Agustus 2022.

Dia mengatakan kalau Indonesia tidak mengatasi dampak perubahan iklim, akan menjadi korban secara sosial maupun ekonomi. "Mengendalikan supaya bisa mengurangi emisi dalam melalukan kegiatan ekonomi atau pembangunan bisa lebih rendah, itu tidak murah. Investasinya sangat mahal," kata dia.

Menurutnya, sudah ada publikasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Yakni sampai 2030, Indonesia butuh investasi sekitar Rp 3.400 triliun untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

Indonesia juga berkomitmen hingga 2030 bisa menurun emisi 29 persen pakai sumber daya sendiri atau 41 persen kalau mendapat bantuan atau dukungan internasional.

Advertising
Advertising

Kemudian pemerintah mengeluarkan net zero emission target 2060 atau lebih awal. Hal itu agar dapat mengurangi laju pemanasan global sampai 2 derajat.

Karena kalau pemanasan global sudah di atas 2 derajat, kata dia, dampaknya terhadap ekonomi hingga pertanian sudah destruktif. "Ini yang kemudian membuat negara-negaea untuk berkomitmen bersama-sama, ga bisa cuma satu negara," ujar dia.

Kementerian Keuangan, kata dia, dalam hal ini sudah sejak 2016 melakukan climate budget tagging pengeluaran pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim. Jumlah itu sekitar 30 persen dari belanja negara dalam APBN.

"Itu ga cukup, sementara kita butuh biaya sangat besar. Maka kita perlu mengisi gap dengan memobilisasi partisipasi swasta dan masyarakat secara luas," ujarnya.

Baca Juga: Hujan Lebat di Musim Kemarau, Kepala BMKG Ungkap 3 Faktor

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

3 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

4 jam lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

20 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

1 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

2 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya