Pertamina Bantah Kelangkaan Pertalite dan Solar: Konsumsi Meningkat
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Martha Warta Silaban
Minggu, 14 Agustus 2022 15:01 WIB
Sebelumnya, masyarakat dikabarkan mengalami kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak subsidi akhir-akhir ini, seperti pertalite dan solar. Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat mengungkapkan penyebabnya adalah kebijakan pembatasan penyaluran BBM subsidi.
Achmad menjelaskan PT Pertamina (Persero) telah melaporkan realisasi penyaluran BBM jenis Pertalite per 31 Juli 2022 sudah mencapai 16,8 juta kiloliter dari kuota yang ditetapkan tahun ini sebesar 23,05 juta kiloliter. Dengan begitu, sisa kuota penyaluran katanya sudah sangat menipis.
"Artinya hanya tersisa 6,25 juta kiloliter yang hanya mencukupi penyaluran bulan Agustus dan September 2022 saja. Bahkan bisa lebih cepat lagi bila konsumsi dalam negeri tidak dikendalikan," kata dia melalui keterangan tertulis, Jumat, 12 Agustus 2022.
Sementara itu, untuk BBM subsidi berjenis solar telah disalurkan sebanyak 9,9 juta kiloliter dari total kuota yang telah ditetapkan tahun ini 14,9 juta kiloliter. Artinya, sisa penyaluran BBM solar juga tinggal 5 kiloliter. Oleh sebab itu, Achmad memperkirakan stok BBM kedua jenis itu akan sulit dicari pada September 2022.
"Akibatnya, bulan September tidak akan ada lagi pertalite dan solar di pasar dan hal tersebut merupakan kiamat kecil bagi masyarakat kecil ke bawah. Ini sebabkan masyarakat akan dipaksa beli BBM non subsidi yang lebih mahal," ujar Achmad.
Dengan permasalahan ini, Achmad memperkirakan ada efek rambatan terhadap perekonomian masyarakat, khususnya yang selama ini menggantungkan biaya transportasinya pada BBM jenis subsidi. Efek ekonominya adalah, harga-harga akan ikut terkerek mahal.
Efek domino ini kata dia terjadi karena biasanya masyakarat dan mobil transportasi untuk mengeluarkan biaya bahan pokok membayar sekitar Rp 7.650 per liter karena menggunakan pertalite, tapi kini menjadi Rp 12.500 karena menggunakan pertamax atau biaya BBM untuk transportasinya naik 64 persen saat pertalite tidak ada di pasar.
"Kenaikan 64 persen tersebut sangat memberatkan masyarakat dan dampak berikutnya harga-harga bahan pokok akan naik karena naiknya ongkos transportasi. Tercatat pada pertengahan Agustus 2022 ini, publik sudah merasakan kelangkaan pertalite di beberapa SPBU," ujar Achmad.
ARRIJAL RACHMAN | MOH KHORY ALFARIZI
Baca Juga: Driver Ojek Online: Dulu Cari Rp 6 Juta Enak, Sekarang Rp 100 Ribu Susah
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.