Harga Minyak Dunia Menguat ke USD 97,4 per Barel

Kamis, 11 Agustus 2022 11:03 WIB

Kilang minyak Arab Saudi. Sumber: EPA/dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia menguat pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB, 11 Agustus 2022. Harga komoditas tersebut memantul atau rebound dari kerugian di awal sesi perdagangan dipicu oleh sentimen pasar yang mengapresiasi kenaikan permintaan bensin AS dan data inflasi AS yang lebih rendah dari proyeksi.

Harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk pengiriman Oktober naik US$ 1,09 atau 1,1 persen menjadi US$ 97,4 per barel. Adapun harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September naik US$ 1,43 atau 1,6 persen menjadi US$ 91,93 per barel.

Data Badan Informasi Energi AS menunjukkan persediaan minyak mentah AS bertambah 5,5 juta barel dalam seminggu terakhir menjadi lebih dari 73.000 barel. Namun, stok bensin AS merosot karena permintaan tersirat naik setelah berminggu-minggu aktivitas lesu selama apa yang seharusnya menjadi puncak musim mengemudi musim panas.

Analis minyak utama untuk Amerika di Kpler, Matt Smith, menyatakan pasar selama ini fokus pada permintaan minyak yang turun. "Jadi ketika permintaan tersirat menunjukkan rebound yang sangat besar, telah memberikan kenyamanan bagi mereka yang benar-benar khawatir tentang itu," ujarnya.

Adapun pasokan produk bensin naik dalam seminggu terakhir menjadi 9,1 juta barel per hari. Walaupun angka itu masih menunjukkan permintaan turun 6,0 persen selama empat minggu terakhir dibandingkan dengan periode tahun lalu. Sementara dari tinjauan Reuters menunjukkan penyulingan minyak dan operator pipa AS mendukung konsumsi energi yang kuat untuk paruh kedua tahun 2022.

Advertising
Advertising

Adapun inflasi AS yang turun karena harga bensin melemah turut mempengaruhi sentimen harga minyak dunia. Sementara nilai tukar dolar AS turun lebih dari 1 persen terhadap sekeranjang mata uang.

Dengan sebagian besar penjualan minyak di seluruh dunia ditransaksikan dalam dolar, pelemahan greenback mendukung minyak. Namun, kenaikan minyak mentah masih moderat. "Tidak ada banyak kekuatan bullish di pasar. Dengan pelemahan dolar seperti ini, Anda akan melihat kenaikan minyak mentah 2-3 dolar AS dan Anda tidak melihat itu," kata Eli Tesfaye, ahli strategi pasar senior di RJO Futures di Chicago.

Sebelumnya pasar tergelincir karena aliran pipa Druzhba Rusia-ke-Eropa dilanjutkan. Monopoli pipa minyak negara Rusia Transneft pun memulai kembali aliran minyak melalui kaki selatan pipa minyak Druzhba.

Ukraina sebelumnya menangguhkan aliran pipa minyak Rusia ke beberapa bagian Eropa Tengah sejak awal bulan ini karena sanksi Barat mencegahnya menerima biaya transit dari Moskow, kata Transneft, Selasa, 9 Agustus 2022.

ANTARA

Baca: Bantah Harga Mi Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat, Bos Indofood: Harga Gandum Tertinggi Sudah Lewat

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

5 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

7 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

11 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya