Bukalapak Miliki Deposito Rp 19,5 Triliun, Optimistis Tak Terdampak Kenaikan Suku Bunga The Fed

Sabtu, 6 Agustus 2022 15:19 WIB

Bukalapak. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) optimistis kinerja keuangan bakal tetap terjaga dengan dana deposito Rp19,5 triliun sekalipun ada turbulensi akibat kebijakan suku bunga The Fed yang agresif.

Direktur Bukalapak.com Teddy Oetomo mengatakan perseroan tidak terdampak dengan kebijakan The Fed. Pasalnya, perseroan telah mengamankan sejumlah dana di beberapa instrumen untuk melindungi nilainya. “Kami tidak terkena pengaruh apa pun dari kebijakan The Fed. Selain itu, kami juga punya cadangan deposito di bank lokal,” katanya kepada Bisnis baru-baru ini.

Teddy menambahkan BUKA juga tidak memiliki eksposur utang dalam bentuk dolar AS sehingga arus kas akan terjaga. “Kami tidak ada utang dan dari sisi cash kita sudah punya cukup dana buat melaju sampai beberapa tahun ke depan,” katanya.

Mengintip laporan keuangannya, emiten berkode saham BUKA itu memiliki jumlah deposito mencapai Rp19,51 triliun. Jumlah itu berkurang dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp24,7 triliun.

Meski demikian, BUKA tercatat menambah amunisi pada deposito di Allo Bank sebanyak Rp1,75 triliun. Dana tersebut dialihkan dari deposito Bank Permata sebanyak Rp1 triliun.

Advertising
Advertising

Selain itu, BUKA juga tercatat menanamkan dana di sejumlah deposito milik Bank BUMN seperti BTN, BRI dan BNI.

Sementara itu, PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) membukukan kinerja laba bersih sebesar Rp 8,59 triliun pada semester I/2022. Nilainya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 1.220 persen dari rugi bersih sebesar Rp 767 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Laba bersih yang diperoleh pada kuartal I/2021 ini ditopang oleh laba investasi bersama di PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI). Dalam laporan keuangan semester I/2022, Bukalapak mengungkapkan laba usaha ini termasuk laba nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi sebesar Rp9,79 triliun.

Manajemen BUKA mengakui laba operasional sebesar Rp8,6 triliun tersebut didapatkan dari laba nilai investasi marked-to-market dari BBHI. Saat ini, BUKA tercatat menggenggam sebanyak 11,49 persen saham BBHI atau sebanyak 2,49 miliar saham. Saat ini, harga saham BBHI tercatat berada pada posisi Rp3.670 per saham, atau telat turun 8,81 persen sejak awal tahun (year to date/YTD).

Baca Juga: Bukalapak Pasang Target Tekan Kerugian Jadi Rp 1,4 Triliun pada 2022

Berita terkait

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

9 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

9 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

10 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

10 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

11 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

13 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Kurs Rupiah Ditutup Menguat Hari Ini, Meski Belum Lepas dari Rp 16 Ribu

17 hari lalu

Kurs Rupiah Ditutup Menguat Hari Ini, Meski Belum Lepas dari Rp 16 Ribu

Kurs rupiah ditutup menguat ke level Rp 16.179 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya