Sri Mulyani: Rasio Utang Indonesia Lebih Rendah Dibanding Negara Maju

Rabu, 27 Juli 2022 17:49 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan sambutan didampingi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) saat pertemuan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat, 15 Juli 2022. ANTARA FOTO/POOL/Fikri Yusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan rasio utang Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara maju dan negara berkembang. Utang negara, kata dia, terjaga karena penerapan disiplin fiskal yang ketat.

“Jadi ini adalah posisi yang Indonesia akan tetap jaga dalam kondisi, di mana risiko sekarang bergeser dari ancaman pandemi yang melumpuhkan ekonomi menjadi ancaman ekonomi dan keuangan global, serta krisis pangan dan energi,” kata Sri Mulyani dalam paparan konferensi pers APBN KiTA, Rabu, 27 Juli 2022.

Rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB), seperti yang diproyeksikan IMF per April 2022, adalah 42,71 persen. Angka itu jauh lebih kecil dari negara maju, seperti Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Inggris, Jepang, dan Korea Selatan.

Pun bila dibandingkan dengan negara-negara peers Indonesia di ASEAN, seperti Malaysia, Thailand, Filipina, atau negara peers di G20, seperti Brasil, Meksiko, Cina, dan India, rasio utang Indonesia masih tetap rendah. Seperti dinukil dari IMF Database April 2022, rasio utang negara-negara maju dan berkembang berada di atas Indonesia.

Rasio utang Amerika Serikat, misalnya,125,58 persen terhadap PDB negara tersebut. Kemudian, rasio utang Jepang rasio 262,54 persen. Sementara itu, negara berkembang yang menjadi negara peers Indonesia, seperti Malaysia, memiliki rasio utang 69,25 persen terhadap PDB.

Advertising
Advertising

“Dengan ekspor, impor, dan inflasi yang relatif baik, kondisi Indonesia masih relatif lebih baik dibanding negara-negara peers,” kata Sri Mulyani.

Selain rasio utang yang rendah, credit default swap (CDS) Indonesia mengalami penurunan tren di posisi 117 per 27 Juli 2022 . Sri Mulyani mengakui CDS Indonesia mengalami kenaikan dibandingkan Januari sama seperti CDS lima tahun dari peers Indonesia. Namun, posisi Indonesia jauh lebih rendah atau hampir 100 bps di bawah negara peers.

“Ini menandakan persepsi default risk di Indonesia lebih rendah dibanding negara-negara peers kita atau negara pembanding kita, seperti India, Cina, Brasil, Meksiko, Afrika Selatan, Malaysia, Filipina, dan Turki,” kata Sri Mulyani.

Baca juga: Neraca Perdagangan Masih Positif, Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Inflasi di Negara Maju

Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

5 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

1 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

1 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

1 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya