Risiko Stagflasi Naik, BI Sebut Depresiasi Rupiah Lebih Rendah Ketimbang Malaysia hingga Thailand

Senin, 25 Juli 2022 17:13 WIB

Aktivitas pelayanan penukaran mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2020. Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup berbalik menguat 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.625 per dolar AS pada Selasa (4/8) sore. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) IGP Wira Kusuma menuturkan tekanan inflasi global terus meningkat seiring dengan tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasokan.

"Hal itu sejalan dengan ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina yang terus berlangsung serta meluasnya proteksionisme, terutama soal pangan," kata Wira di Jakarta pada Senin, 25 Juli 2022.

Berbagai negara, terutama Amerika Serikat, merespons peningkatan inflasi dengan pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif. Kondisi ini menahan pemulihan ekonomi dan meningkatkan risiko stagflasi.

Wira menuturkan tekanan inflasi yang terus meningkat di tengah perlambatan perekonomian global akhirnya mendorong ketidakpastian pasar keuangan global. Menurut dia, ketidakpastian pasar membuat aliran modal asing terbatas. Selain itu, situasi ini telah menekan nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Ia menyebutkan nilai tukar rupiah pada 20 Juli 2022 terdepresiasi 0,60 persen (ptp) dibandingkan dengan akhir Juni 2022. Sedangkan secara year to date, rupiah terdepresiasi 4,90 persen.

Advertising
Advertising

Walau terdepresiasi, posisi mata uang garuda masih relatif lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Malaysia tercatat mengalami depresiasi lebih tinggi, yakni 6,41 persen. Kemudian, India 7,07 persen dan Thailand 8,88 persen.

BI pun melihat volatilitas nilai tukar rupiah juga masih terjaga di tengah pengetatan kebijakan moneter di berbagai negara. Musababnya, pengetatan yang dilakukan negara-negara itu sengaja dilakukan untuk menekan risiko ledakan inflasi dan kekhawatiran pelambatan ekonomi global.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus perkembangan valas dan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makro ekonomi," tuturnya.

Baca: Bank Indonesia Catat DPK Juni 2022 Tumbuh 8,9 Persen

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

6 Kritik Kebijakan Ekonomi Jokowi: Rupiah Terpuruk hingga Membengkaknya Utang

11 jam lalu

6 Kritik Kebijakan Ekonomi Jokowi: Rupiah Terpuruk hingga Membengkaknya Utang

Di akhir masa jabatan, Presiden Jokowi meninggalkan sejumlah persoalan ekonomi. Mulai dari merosotnya nilai tukar rupiah hingga membengkaknya utang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dua Politisi Top Lulus SKSG UI tapi Bahlil Lebih Disorot Dibanding Hasto, Sri Mulyani akan Tambah Kuota Rumah KPR Masyarakat Berpenghasilan Rendah

21 jam lalu

Terpopuler: Dua Politisi Top Lulus SKSG UI tapi Bahlil Lebih Disorot Dibanding Hasto, Sri Mulyani akan Tambah Kuota Rumah KPR Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Dua politisi top sama-sama meraih gelar doktor di Sekolah Kajian Strategic dan Global (SKSG) UI, Bahlil Lahadila dan Hasto Kristiyanto.

Baca Selengkapnya

Mulai Desember BI akan Gratiskan Biaya Transaksi QRIS Hingga Rp 500 Ribu bagi Pedagang

1 hari lalu

Mulai Desember BI akan Gratiskan Biaya Transaksi QRIS Hingga Rp 500 Ribu bagi Pedagang

Bank Indonesia bakal menggratiskan biaya merchant QRIS hingga Rp 500 ribu mulai 1 Desember 2024 untuk mengerek daya beli masyarakat

Baca Selengkapnya

Lampaui Target, JMFW 2025 Resmi Ditutup dengan Transaksi Potensial USD 20,4 juta

1 hari lalu

Lampaui Target, JMFW 2025 Resmi Ditutup dengan Transaksi Potensial USD 20,4 juta

JMFW 2025 menampilkan lebih dari 1.000 koleksi fesyen dari 239 jenama lokal.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Tegur Pedagang yang Menolak Pembayaran Tunai: Melanggar Undang-undang

1 hari lalu

Bank Indonesia Tegur Pedagang yang Menolak Pembayaran Tunai: Melanggar Undang-undang

Bank Indonesia menegaskan bahwa setiap pedagang harus menerima pembayaran dari konsumen secara tunai maupun nontunai

Baca Selengkapnya

Tren Penguatan Rupiah Diprediksi Terus Berlanjut, Analis: Dipengaruhi Momentum Pelantikan Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Tren Penguatan Rupiah Diprediksi Terus Berlanjut, Analis: Dipengaruhi Momentum Pelantikan Prabowo-Gibran

Analis sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi nilai tukar rupiah akan terus menguat.

Baca Selengkapnya

Cara Mengetahui Kode SWIFT Bank Mandiri dengan Cepat

2 hari lalu

Cara Mengetahui Kode SWIFT Bank Mandiri dengan Cepat

Kode SWIFT diperlukan untuk transaksi keuangan internasional. Lantas, bagaimana cara mengetahuinya kode SWIFT Bank Mandiri? Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Bakal Beri Insentif Likuiditas untuk Penyaluran Kredit Perumahan Rakyat

2 hari lalu

Bank Indonesia Bakal Beri Insentif Likuiditas untuk Penyaluran Kredit Perumahan Rakyat

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan BI akan memberikan insentif likuiditas bank-bank yang menyalurkan kredit kepada sektor konstruksi termasuk perumahan rakyat.

Baca Selengkapnya

Terkini: 108 Calon Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Prabowo, Smelter Gresik Kebakaran Freeport Minta Izin Ekspor Konsentrat Diperpanjang

2 hari lalu

Terkini: 108 Calon Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Prabowo, Smelter Gresik Kebakaran Freeport Minta Izin Ekspor Konsentrat Diperpanjang

Presiden terpilih Prabowo Subianto telah memanggil sejumlah tokoh yang digadang-gadang akan membantunya dalam kabinet pemerintahan mendatang.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Prediksi Perekonomian Indonesia Tumbuh 4,7-5,5 Persen Sepanjang 2024

2 hari lalu

Bank Indonesia Prediksi Perekonomian Indonesia Tumbuh 4,7-5,5 Persen Sepanjang 2024

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memproyeksikan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2024 akan tumbuh 4,7 hingga 5,5 persen.

Baca Selengkapnya